Liburan Menyenangkan dengan Slow Traveling


Pernahkah Anda kembali dari liburan dan merasa letih? Bisa jadi karena Anda terlalu memaksakan jadwal liburan yang padat demi mencapai semua destinasi impian. Jika Anda tak ingin kembali dari liburan dengan downtime yang panjang, cobalah slow traveling. Apa itu slow traveling? Prinsip utamanya tak jauh berbeda dari slow food, di mana Anda dapat menikmati saat santap karena makanan yang disajikan telah diproses (baik memasak maupun makan) dalam tempo yang lebih lambat. Hanya saja, ini berkaitan dengan perjalanan, sehingga lebih dimaksudkan sebagai menjalani liburan dalam tempo yang lebih lambat. Misalnya, perjalanan dilakukan sembari berkoneksi dengan budaya, orang-orang, makanan setempat, dan tentunya, keluarga. Jadi, bukan sekadar mengejar target mengunjungi objek-objek wisata tertentu.

Slow traveling dapat menjadi perjalanan yang ramah anggaran, di mana Anda sekeluarga dapat mencoba tinggal di sebuah tempat selama beberapa hari atau seminggu untuk menikmati segala hal di sekitar. Ini jauh lebih hemat dibandingkan jadwal padat bepergian ke beberapa tempat dalam sehari atau dua hari sekaligus, yang menghabiskan biaya transportasi tinggi. Intinya, luangkan lebih banyak waktu untuk mengenal hal-hal baru di tempat baru.

DESTINASI :
  • Banyak wilayah di pedesaan Eropa.
  • Beberapa vacation rental di Australia, Kanada, Karibia, Selandia Baru, dan lain-lain.
  • Beberapa desa wisata di Indonesia, seperti Kampung Sindang Barang, Bogor; Desa Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah; Desa Tablanusu, Kabupaten Jayapura, Papua; Kampung Bena, NTT; Desa Dieng Kulon, Banjarnegara; Desa Tenganan, Kabupaten Karangasem, Bali; Desa Munduk, Kabupaten Buleleng, Bali; Desa Wangunjarjo, Subang; Desa Ngadas, Malang; Desa Nglanggeran, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, dan lain-lain.
Foto : 123rf

Baca juga : Tip Ajak Anak Berkemah di Alam

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia