Mengintip Surabaya, Kota Layak Anak


Setelah pertama kali diperkenalkan di tahun 2006 lalu mengenai konsep Kota Layak Anak (KLA), Indonesia sejak 2011 lalu telah memiliki 302 kabupaten/kota yang siap memperbaiki diri menjadi kabupaten/kota layak anak. Dari 302 kabupaten/kota ini, 77 di antaranya telah memperoleh penghargaan KLA dari pemerintah berdasarkan penilaian yang dilakukan selama tahun 2015 lalu. Tiga kota dengan penghargaan tertinggi adalah Denpasar, Solo, dan Surabaya.

Nah, berikut ini oleh-oleh Parenting Indonesia yang sempat diundang oleh Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, akhir tahun lalu pada KLA Press Trip 2016.

Pernyataan walikota Surabaya, Tri Rismaharini, soal alasannya menutup Dolly di Surabaya tahun 2015 lalu mungkin bisa menggambarkan betapa concern-nya ia dan kota Surabaya pada masalah anak-anak. “Saya menutup Dolly bukan karena alasan agama, tapi karena anak-anak,” katanya. Ya, Risma menyayangkan banyaknya anak yang tidak mau melanjutkan sekolah karena tergiur bisnis lokalisasi Dolly. Belum lagi anak-anak yang di bawah umur yang menjadi sex addict.

Selain menutup Dolly, Risma punya sederet gebrakan lain yang tujuannya adalah kesejahteraan dan perlindungan anak. Salah satu contoh adalah pembangunan perpustakaan di setiap RW. Perpustakaan ini buka dari pukul 09.00 – 21.00, supaya semua anak, baik yang sekolah pagi maupun siang, bisa mengakses buku-buku secara gratis. Di perpustakaan ini ada kakak-kakak yang dibayar secara profesional (bukan sukarela) untuk mengajarkan adik-adiknya yang berkunjung. Intinya, Risma ingin setiap anak dekat dengan berbagai fasilitas. Itu sebabnya, ia mengusahakan untuk membangun lahan-lahan kosong di masing-masing RW dengan lapangan olahraga, lapangan futsal, dll. yang bisa digunakan oleh anak-anak.

Bahkan, Risma pernah menerima permintaan untuk membangun sirkuit dari anak-anak yang hobi kebut-kebutan di malam hari. “Kenapa tidak? Daripada mereka kebut-kebutan di jalanan yang membahayakan orang lain, lebih baik ngebut di sirkuit,” katanya soal alasannya membangun sirkuit balap di kompleks Gelora Bung Tomo. Surabaya memiliki banyak sekali taman umum dengan fasilitas ramah anak. Salah satu yang terkenal adalah Taman Bungkul yang dinobatkan PBB sebagai taman terbaik se-Asia tahun 2013 lalu. Di taman ini tersedia amfiteater tempat digelarnya berbagai pertunjukan, fasilitas wifi gratis, air minum gratis langsung dari kran, dsb.

Selain Taman Bungkul, seluruh taman kota di Surabaya telah dilengkapi dengan fasilitas wifi gratis. Hal ini untuk mendukung kebutuhan berselancar di dunia maya bagi anak sekolah, mahasiswa, dan para pekerja kantoran. Tidak punya ponsel pintar atau komputer? Tidak perlu khawatir, karena Surabaya telah memiliki 39 titik broadband learning center (BLC), semacam pusat pelatihan komputer dan pembelajaran IT yang bisa dimanfaatkan oleh anak-anak tidak mampu yang tidak bisa beli komputer.

Lingkungan terkecil seorang anak adalah keluarga dan tetangga di sekitarnya. Keduanya harus sehat, agar anak juga tumbuh sehat. Setiap malam, mulai pukul 12.00, Satpol PP punya tugas berkeliling kota dan kampung. Jika ditemukan ada anak di bawah umur yang masih nongkrong, anak-anak ini akan ditegur dan dilaporkan langsung ke Ibu Risma. Ya, sebegitu besar kepedulian walikota Surabaya ini terhadap  anak-anak, sampai-sampai jika ada anak yang bermasalah dengan hukum, Risma akan turun tangan sendiri menangani kasus anak ini, berupaya sekeras mungkin agar si anak tidak menjalani hukuman penjara.

Foto: Vania

Baca juga : Wisata ke Kota Malang

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia