10 Pemainan Seru Untuk Anak dari Berbagai Negara



Israel: Go-Go-Im
Di pertengahan musim panas, saat sedang musim aprikot, anak-anak Israel bermain dengan biji buah itu, yang dikenal sebagai go-go, yang berserakan dan dibuang orang. Mereka berlomba memasukkan biji-biji aprikot itu ke lubang di kardus untuk mendapatkan poin.
Jumlah pemain: Dua atau lebih; berusia 5 tahun ke atas. Yang dibutuhkan: 100 (atau kurang, tetapi setidaknya 20) biji aprikot untuk setiap pemain. Kalau tidak ada, bisa juga menggunakan buah cemara atau batu kecil. Kotak sepatu bekas untuk setiap pemain.
Cara bermain: Dengan bantuan seorang dewasa, para pemain harus mempersiapkan kotak mereka dengan membuat enam lubang dengan berbagai ukuran di bagian tutup kotak. Lubang terkecil harus sedikit lebih besar daripada go-go, selanjutnya ukuran lubang semakin besar. Setiap lubang mempunyai nilai,  biasanya 1 (untuk lubang terbesar), 2, 5, 10, 50, dan 100 (untuk lubang yang paling kecil). Permainannya seperti ini: Berdiri dengan jarak 1,5km (atau kurang dari itu, jika terlalu sulit), seorang pemain berusaha melempar salah satu bijinya ke kotak pemain yang lain. Jika ia berhasil, maka nilai lubang yang ia masuki menentukan jumlah go-go yang harus diberikan si pemilik kotak kepadanya. Jika tak ada satu lubang pun yang berhasil dimasuki, maka ia kehilangan satu go-go. Agar anak-anak tak harus menyeret ember yang penuh dengan biji apricot atau batu (siapa tahu ada yang bisa memasuki lubang terkecil sehingga ia mendapatkan 100 biji atau batu!), Anda bisa menurunkan nilai untuk lubang terkecil. Anak-anak juga dapat menghias kotak sepatu mereka agar tampak berbeda.

Armenia: Egg Jousting
Umumnya, berburu telur merupakan bagian dari perayaan Paskah. Namun, anak-anak Armenia punya tradisi yang berbeda, mengadu telur-telur rebus sampai pecah.
Jumlah pemain: Dua; berusia 3 tahun ke atas. Yang dibutuhkan: Telur rebus yang cangkangnya diberi warna untuk setiap pemain.
Cara bermain: Saling berhadapan, kedua pemain dengan perlahan membenturkan bagian terkecil ujung telur mereka ke telur lawan sampai salah satu telur retak. Selanjutnya, mereka mengadu bagian terbesar ujung telur mereka. Telur rebus bisa bertahan tiga sampai empat kali benturan sebelum retak, dan bahkan bisa lebih, tergantung kekuatan benturan. Seorang mama mengatakan, dua telur tidak akan retak dalam waktu bersamaan; seringnya, hanya salah satu telur hancur. Telur yang retak diberikan kepada si pemenang sebagai piala, dan si kecil bisa membuatnya jadi isian roti lapis!

Foto: 123 RF

 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia