Anak Lebih Tinggi, Lebih Sehat?

Tanpa mempertimbangkan jenis kelaminnya, banyak orang tua yang menyatakan bahwa anak-anak zaman sekarang kelihatan lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya.

Bukan sekadar pengamatan sambil lalu, ternyata hal tersebut memang telah dibuktikan oleh sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Oxford Economic Papers baru-baru ini.

Berdasarkan penelitian tersebut, orang dewasa yang lahir pada tahun 1970-an memiliki rata-rata tinggi tubuh melebihi mereka yang lahir pada pertengahan abad ke-19, yaitu tepatnya lebih tinggi 11 cm. Mengikuti tren peningkatan tinggi badan yang terjadi dari tahun ke tahun, anak-anak zaman sekarang tentunya lebih tinggi dibandingkan anak-anak dalam generasi sebelumnya. Apa yang menjadi penyebabnya?'

Menurut Prof. Mitch Blair dari Royal College of Paediatrics and Child Health, Inggris, ketersediaan layanan kesehatan yang lebih baik adalah salah satu faktor penyebab yang memengaruhi pertambahan tinggi rata-rata anak dari waktu ke waktu. Penyakit menahun, misalnya TBC, diare, serta penyakit yang berhubungan dengan kekebalan tubuh yang menyerang pada saat anak berada dalam masa pertumbuhan, bisa mempengaruhi pencapaian tinggi badannya ketika dewasa kelak.

Kondisi sakit akan membuat tubuh anak berkonsentrasi memerangi penyakit yang dialaminya, sehingga bisa membuat proses pertumbuhannya tersendat. Keadaan sakit juga biasanya turut mengakibatkan nafsu makan anak terganggu sehingga tubuh tidak bisa mendapatkan asupan zat nutrisi yang dibutuhkannya untuk bertumbuh. Itu sebabnya, anak-anak yang memiliki berat badan di bawah normal mengalami risiko pertumbuhan tinggi badannya ikut terganggu pula.

Namun demikian, menurut dr. Pittock, menjejali anak dengan makanan sebanyak mungkin bukan berarti akan membuat mereka tumbuh lebih tinggi dari anak-anak lain sebayanya. Anak-anak kecil yang gemuk memang biasanya kelihatan lebih tinggi dibandingkan anak lain yang memiliki berat badan normal. Padahal, hal itu bukanlah pertanda baik melainkan justru sebaliknya. Kondisi obesitas bisa mengakibatkan hadirnya masa puber yang lebih cepat, yang berakibat terjadinya percepatan pertumbuhan yang lebih cepat pula.

Sayangnya, hal tersebut juga berarti proses pertumbuhan anak yang mengalami obesitas akan lebih cepat terhenti dibandingkan anak-anak lain yang mengalami masa puber dan percepatan pertumbuhan sesuai waktunya. Pada akhirnya, anak-anak yang mengalami obesitas ini jusru tidak bisa memaksimalkan potensi pertumbuhan tinggi badan yang sebenarnya ia miliki. Itu sebabnya, pemberian nutrisi mesti dilakukan secara seimbang sesuai dengan kebutuhan anak.

Yang juga tidak kalah penting, menurut dr. Pittock, adalah memantau kesehatan anak secara berkala ke dokter, meski anak terbilang anak sehat. “Pasalnya, kondisi tertentu seperti adanya gangguan pada kelenjar tiroid, gangguan produksi hormon pertumbuhan, serta kondisi bawaan seperti down syndrome dan turner syndrome, juga bisa memengaruhi pertumbuhan tinggi anak. Lebih cepat kondisi tersebut dideteksi, lebih cepat pula dokter bisa melakukan sesuatu untuk mengatasinya,” jelas dr. Pittock.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia