Anak Terima Kekalahan dengan Sportif

Semua orang pasti ingin menang, tapi dalam hidup tak mungkin selalu menang. Kalah memang mengecewakan, tak heran kalau si kecil tak suka kalah (bahkan orang dewasa pun demikian). Karena itu anak sebaiknya belajar menerima kekalahan dengan sportif.

Salah satu aspek terbesar dari sportivitas adalah bisa menerima kekalahan, walaupun sebenarnya ada aspek lain dari sikap sportif, yaitu mampu menghormati lawan, rekan satu tim, pelatih dan tim official. Anak-anak belajar bersikap sportif tentu saja dari orang dewasa yang berpengaruh dalam hidupnya, seperti orang tua dan pelatih. Kalau sehari-hari ia menyaksikan mama-papa dan orang dewasa lainnya bersikap sportif, perlahan-lahan ia akan memahami bahwa pemenang sejati dalam olahraga (dan dalam kehidupan) adalah mereka yang mempunyai kegigihan dan mampu bersikap penuh martabat serta menghormati orang lain – saat kalah maupun saat menang.

•    Perlihatkan juga bahwa sikap sportif bisa dimulai dari ‘hal-hal kecil’ seperti saling bersalaman dengan lawan sebelum pertandingan, mengakui bahwa lawan dan rekan setim telah bertanding dengan baik dan mau menerima keputusan wasit atau official pertandingan.
•    Saat anak kalah atau menang, tetaplah berkomentar positif, tak perlu menjelek-jelekkan lawan atau pihak lain. Hindari kebiasaan menyalahkan pihak lain atas kegagalan kita. Sekalipun wasit atau official memang tidak adil, tekankan bahwa yang terpenting adalah bagaimana kita menerima kekalahan dengan sikap terhormat.
•    Anak menangis saat kalah? Nggak papa, itu wajar kok saat ia merasa kecewa. Tapi ingatkan ia untuk mengakui bahwa lawannya memang bertanding dengan baik. Tanyakan apa yang dirasa menjadi kelemahannya dan ajak ia berlatih meningkatkan kemampuan. Yakinkan si kecil bahwa lain waktu ia masih bisa menang.
•    Beri contoh pada anak. Selalu salami anak yang menjadi lawan tanding si kecil serta orangtuanya. Kalau si kecil kalah, Anda harus memberi selamat pada lawannya dan kalau si kecil menang beri pujian pada kegigihan bertanding lawannya.
•    Perhatikan juga sikap Anda sehari-hari. Apakah mama-papa berteriak-teriak kecewa dan menyalahkan wasit saat tim olahraga kesayangan kalah bertanding? Menyalahkan orang lain atau lawan tender saat proyek di kantor tidak sukses? Selalu mencerca dan menyalahkan pemerintah saat menonton berita politik?  Hmmm, kalau begitu mungkin Anda bisa sama-sama belajar bersikap sportif bersama si kecil.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia