Anak Masuk Kelas Akselerasi, Sulit Bersosialisasi?


Masuk perguruan tinggi di usia semuda itu pastilah ada konflik yang akan dialami anak. Karena lompat kelas, ia mungkin akan merasa canggung ketika harus bergaul dengan anak-anak yang usianya lebih tua dari dirinya. Tetapi, menurut Alzena Masykouri, M.Psi, psikolog dari lembaga psikologi Kancil, karena kebanyakan sekolah di Indonesia menerapkan kelas akselerasi dan bukannya lompat kelas, anak-anak pintar di kelas akselerasi akan tetap bergaul dengan teman sebaya.

“Biasanya, sekolah yang menyelenggarakan kelas akselerasi akan membuat satu kelas khusus yang berisi anak-anak yang lulus seleksi. Mereka memiliki jadwal belajar tersendiri. Jadi, bisa saja anak-anak lain belum ulangan/ujian, tetapi anak-anak di program akselerasi sedang melaksanakan ujian. Ibaratnya, 1 tahun masa belajar digunakan untuk menuntaskan materi pelajaran selama 1,5 tahun,” jelas Alzena.

Nah, yang jadi masalah adalah kelas akselerasi mempunyai waktu belajar yang lebih lama dalam sehari, berbeda dengan kelas reguler. Otomatis, mereka akan lebih banyak menghabiskan waktu mereka dengan belajar dan sering kehilangan waktu berinteraksi dengan anak lain di luar kelas akselerasi. Karena perbedaan itu, anak-anak kelas akselerasi pada akhirnya sering merasa canggung bersosialisasi dengan teman-teman yang lain. Mereka lebih dekat dengan teman sekelas yang paling banyak hanya berisi 10 hingga belasan anak karena memang setiap hari, bahkan setiap waktu, mereka temui.

Banyak anak yang akhirnya menganggap anak akselerasi eksklusif, karena hanya bergaul dengan sesama mereka. Padahal, bisa jadi sebenarnya mereka berteman karena merasa senasib sepenanggungan dalam hal berbagi beban di kelas akselerasi, yang memang jauh lebih berat daripada kelas reguler. Pada akhirnya, anak-anak kelas akselerasi akan dianggap ‘berbeda’ oleh teman-temannya dari kelas reguler.

Berbagai macam opini pun bisa dikemukakan oleh anak-anak kelas regular terhadap mereka: “sombong”, “antisosial”, “nerd”, “aneh”, dan sebagainya. Bayangkan jika anak menjalani kelas akselerasi sepanjang masa pendidikannya, mulai SD, SMP, hingga SMA. Teman-temannya akan jauh lebih terbatas. Jika tak diantisipasi sejak dini, bukan tak mungkin hal itu bisa membuat anak kelak mengalami kesulitan bersosialisasi dengan masyarakat umum. (foto: 123rf)

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia