Anak Rentan Sakit Akibat Asupan Gula Berlebih




Bukan hanya tampak dari segi perilaku, efek negatif dari konsumsi gula berlebih juga terlihat pada kemampuan tubuh dalam menangkal penyakit. Asal tahu saja, konsumsi 20 sendok teh gula (yang kira-kira setara dengan jumlah gula dalam dua kaleng minuman bersoda) bisa mengakibatkan penurunan fungsi sistem kekebalan tubuh dalam merespon kuman penyakit.

Menurut penelitian, konsumsi gula (termasuk glukosa, gula pasir, fruktosa, dan madu), bisa mengakibatkan penurunan kemampuan sel darah putih dalam membasmi bakteri hingga 50 persen! Penurunan fungsi kekebalan tubuh ini mulai muncul dalam waktu 30 menit pasca konsumsi gula, mengalami puncak penurunan dalam tempo 2 jam setelah konsumsi gula, dan masih terasa efeknya hingga 5 jam setelah gula dicerna oleh
tubuh.

Baca juga: Anak Rentan Sakit Akibat Asupan Gula Berlebih

Berkaitan dengan hal tersebut, Dr. Julie L. Wei, dokter spesialis anak dari Nemours Children’s Hospital di Orlando, AS, menyatakan bahwa cukup banyak pasiennya yang pulih dari keluhan pilek menahun, produksi lendir pernapasan berlebihan, batuk, serta infeksi sinus, hanya dengan cara mengurangi asupan makanan dan minuman manis dalam menu sehari-hari. Padahal beberapa di antaranya bahkan sudah sempat mendapatkan diagnosis alergi, infeksi pernapasan, dan lain-lain, dari dokter sebelumnya.

“Ada pula pasien yang datang dengan keluhan acid reflux (penyakit asam lambung yang ditandai dengan naiknya asam lambung ke tenggorokan sehingga mengakibatkan batuk dan gangguan pernapasan). Setelah diperiksa, ia ternyata senang minum susu cokelat sepanjang hari. Kombinasi produk susu dan gula tambahan ini mengakibatkan susu cokelat lebih sulit dicerna dibandingkan susu biasa dan amat bersifat asam. Kondisi inilah yang mengakibatkan asam lambung naik ke tenggorokan sehingga menimbulkan keluhan batuk dan napas sesak,” jelasnya.
 
Baca juga: Cegah Anak Konsumsi Gula Berlebih, Ini Caranya!

Lebih lanjut, konsumsi gula berlebihan juga amat berisiko menimbulkan obesitas. Begini mekanismenya: Makanan dan minuman yang telah diberi pemanis tambahan akan cenderung membuat orang mengonsumsinya dalam jumlah besar (karena efek candu tadi). Jenis makanan dan minuman manis memiliki nilai indeks glikemik (IG) tinggi. Indeks glikemik adalah angka yang menunjukkan kecepatan peningkatan kadar gula darah setelah menyantap jenis makanan tertentu.

Konsumsi jenis makanan dengan nilai IG tinggi bisa merangsang produksi enzim LPL (lipoprotein lipase), yang bertugas mengirimkan kode kepada tubuh untuk menyimpan makanan dalam bentuk sel-sel lemak. Semakin banyak jumlah sel-sel lemak yang disimpan, kian tinggilah kemungkinan seseorang mengalami obesitas. Bersamaan dengan munculnya obesitas, hadir pula ancaman penyakit diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan juga serangan stroke.

Baca juga:
Efek Negatif Asupan Gula Berlebihan
Hati-Hati Gula Tersembunyi
Kebutuhan Garam, Gula dan Lemak pada Anak
Obsesi pada Garam, Gula dan Lemak
 
Foto: Fotosearch
Updated: Desember 2021


Topic

#usiasekolah #kesehatananak #nutrisi

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia