Anak Suka Membual, Normalkah?


Anak usia 5 tahun suka membual. Haruskah dibawa ke psikolog?

Membual normal dilakukan anak usia 4 - 5 tahun karena sudah lebih memperhatikan lingkungan sekitarnya. Ia menyadari bahwa kadang ia terlihat lebih baik, namun kadang terlihat kurang dibandingkan anak di sekitarnya. Misalnya, ia mungkin bisa meloncat lebih tinggi dibandingkan temannya, namun kurang jago memainkan permainan di gadget teman. Bila merasa ‘kalah’, ia cenderung membual demi meningkatkan perasaan bahwa dirinya oke.

Walaupun normal, ini tak berarti kita biarkan ia terus membual. Jika dibiarkan, anak akan berpikir bahwa membual adalah hal yang baik-baik saja. Ia cenderung mengembangkan pendapat yang kurang realistis tentang kemampuannya dan kurang mampu menerima keterbatasannya. Selain itu, secara sosial, anak yang dibiarkan terus membual cenderung kurang sensitif terhadap perasaan teman-temannya, terutama mereka yang kurang suka dengan orang yang suka besar mulut.

Namun, ini tidak berarti ia harus diomeli atau dihukum. Justru, anak harus dibantu untuk meningkatkan kemampuan menemukan hal-hal baik dalam dirinya, kemampuan berempati, dan kemampuan menerima keterbatasan. Bagaimana caranya? Pujilah usahanya secara spesifik, bukan hasilnya. Bisa juga, dengan memberikan umpan balik positif. Misalnya, “Kamu tekun sekali membuat menara dengan balok-balok ini.”

Semakin mampu menemukan kebaikan dalam dirinya, anak akan merasa oke saja. Jika dianggap kurang dari orang lain, ia tahu kalau ia punya kelebihan yang lain. Kemampuan empati bisa ditingkatkan dengan mengajak anak memperhatikan orang lain. Agar ia bisa menerima keterbatasannya, anda jangan selalu membantunya.

Duduklah di sampingnya untuk menghiburnya. bila melakukan hal ini, sesungguhnya Anda sudah berusaha mencegah perilaku membualnya. jika anak selalu membual, ajaklah berkonsultasi ke psikolog anak. Psikolog akan mewawancara orang tua dan anak. Saat itu, anak bermain di ruang berbeda bersama anak lain, sehingga Anda bisa lebih berkonsentrasi untuk bertanya dan mendapat masukan dari psikolog.


 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia