Bantu Anak Memilih Baju

Debat pilah pilih baju  terkadang makin sengit saat saya berpikir baju yang dia pilih tidak sesuai dengan ‘selera’  saya dan aktivitas yang akan ia lakukan.

Anak ini, kan, umurnya belum dua tahun, kok makin kritis dan kekeuh banget untuk pilih baju sendiri.  Kakaknya saja, Daffa, yang usianya hanya terpaut 1,5 tahun kadang masih saya yang menentukan  bajunya. Hihihi (mungkin itulah bedanya ya, Ma, anak perempuan dan laki-laki).


Situasi ini membuat saya berpikir bahwa sudah saatnya anak untuk belajar mandiri dan mengambil keputusan.  Dia bukan anak kecil lagi….saya tahu… (tampar pipi sendiri biar saya sadar, hehehe). Dulu enak, ya, Ma, waktu anak-anak kita masih bayi, belum bisa bicara, kita punya profesi baru sebagai personal  stylist anak kita sendiri. Ya kan, ya kan? (cari teman senasib, nih...)

Akhirnya, daripada tiap dua kali sehari kita ribut soal baju, saya melakukan beberapa ‘manuver’ agar anak tetap mengembangkan dirinya dalam mengambil keputusan dan berpendapat, dan mamanya juga ikut senaang dengan pilihan baju mereka. Ceritanya, sih, win-win solution Ma...

1. Detoks lemari pakaian anak

Sejak kejadian pertama adu mulut soal baju, itu artinya sudah hampir dua tahun saya tidak melakukan detoks lemari baju mereka. Sama sih konsep detoks ini dengan detoks tubuh. Nah, detoks lemari ini berarti mengeluarkan pakaian yang sudah kekecilan  dan tidak layak pakai. Celana yang jaitannya sudah pada rusak, baju yang banyak noda menepel yang sulit hilang, semuanya disisihkan. Mama tentu tidak mau kan, si kecil memilih baju favoritnya yang warnanya sudah kusam dan sobek jaitannya di area tertentu?

2. Tata Lemari Anak
Kasus yang sering saya alami, anak memilih menggunakan piyamanya untuk bermain sore bersama anak-anak tetangga. Atau, anak ngotot pakai kaos bergambar tokoh kartun favoritnya saat menemani saya ke acara resmi seperti pernikahan.

Jadi, saya mengelompokan tiap kategori pakaian ke dalam rak-rak yang terpisah. (Untungnya, lemari pakaian si kecil punya banyak partisi untuk baju yang dilipat didalam rak  dan digantung). Kategori yang saya buat antara lain: Baju sehari-hari untuk dipakai di dalam rumah; baju sekolah; baju untuk jalan-jalan; dan baju resmi seperti dress cantik yang digantung.

3. Tumpukan jenis pakaian yang sama di setiap kategori.
Maksudnya, untuk kategori baju rumah, tumpukan secara terpisah antara atasan, bawahan, dan terusan. Ini memudahkan anak untuk mencari paduan baju di setiap kategori. Untuk kategori baju pergi, pisahkan jenis bawahan seperti legging, stocking, jeans, celana pendek. Agar terlihat rapi , saya buat sendiri partisi warna-warni dari karton bekas, untuk memisahkan bawahan dan atasan di setiap kategori

4. D.I.Y
Untuk terlihat menarik bagi anak, saya membuat stiker yang bergambar simbol-simbol dari kategori tadi. Untuk baju rumah -  karena anak saya ini senang sekali main sepeda - saya googling di internet gambar sepeda, kemudia saya print dan ditempelkan ke karton, baru pakai double tip direkatkan ke bagian dinding rak. Mama bisa lakukan kegiatan ini bersama anak juga lho, jadi dia semangat untuk menjalankan  “aturan main” dalam memilih pakaiannya sendiri.

5. Beritahu anak soal aturan mainnya

Ini adalah bagian tersulit. Setelah melakukan kgiaatan D.I.Y bersama, saatnya meilih waktu yang tepat untuk memberitahu si kecil dalam mengarahkannya saat memilih pakaian. Saya perkenalkan dia dulu stiker simbol yang sudah ditempel tadi, lalu  perlihatkan kembali baju-baju yang sudah disortir di setiap kategorinya. Kemudian, saya meminta pendapatnya apa dia setuju baju apa saja yang sudah  saya detoks tadi, dan menjelaskan kenapa baju tersebut  ada di kategori itu. Lalu bersama si kecil menyusun dan merapikan kembali ke dalam lemari pakaiannya.

Penting banget untuk menciptakan suasana yang fun dalam mengarahkan anak saat memilih pakaian anak.  Jadi baju-baju yang ada di lemari pakaiannya yang sudah lolos QC (read: Quality Control) akhirnya dipilih, dan aturan simbol kategori baju tadi dijalankan oleh anak, hehehe.. Silahkan mencoba cara saya ini yuk Ma, dan bagaimana hasilnya dengan anak?

Artikel Blog Mama    
Penulis: Ayunda Gafar
Mama dari Daffa Argya Fazil dan Rheabielli Fazil yang berprofesi sebagai fashion entreprenuer dan penulis lepas ini memiliki brand lokal busana anak, Biels.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia