Cara Sederhana Deteksi Skoliosis pada Anak


Skoliosis merupakan kelainan tulang punggung bawaan yang dapat mengganggu penampilan. Selain tinggi bahu yang tidak simetris, penderita skoliosis juga biasanya memiliki panggul dan lingkar dada pada bagian kiri dan kanan yang berbeda.

Skoliosis banyak ditemukan pada anak usia sekolah. Meski umumnya penderita tidak merasakan nyeri, tapi ia dapat merasa minder dan mengalami masalah saat pemilihan baju.

Menurut dr. Ifran Saleh, SpOT (K), penyebab skoliosis terbesar adalah idiopatik atau belum diketahui. “Namun, ada beberapa teori yang muncul. Di antaranya, kelainan hormon melatonin, otot lurik, jaringan lunak, trombosit, maupun faktor biokimia lain,” terang dokter yang ditemui di acara seminar skoliosis oleh ISC (Indonesia Scoliosis Community) di Jakarta beberapa waktu lalu.

Skoliosis sering terdeteksi secara tidak sengaja. Menurut dr. Ifran, “Biasanya yang pertama kali tahu anak menderita skoliosis adalah penjahit bajunya. Ketika diukur, ternyata bahunya tidak rata. Atau, bisa juga saat melakukan rontgen paru, dokter yang memeriksa mendapat gambaran tulang belakangnya bengkok.”

Untuk mengetahui apakah tulang punggung anak mengalami skoliosis atau tidak, dapat dilakukan pemeriksaan x-ray. Namun, bisa juga dengan cara sederhana di rumah, menggunakan metode Adam’s Bending Test.

Minta anak membungkuk ke depan dengan posisi 90 derajat. Kaki rapat, dan lutut harus lurus. Lengan biarkan tergantung di sisi kiri dan kanan badan. Berdirilah di belakang anak, lihat apakah tulang rusuknya sama tinggi, pinggul sama rata, atau ada bentuk yang berbeda. Jika tidak terdeteksi kelainan, penampakan tulang punggung anak akan terlihat normal sama rata. Sedangkan apabila terdapat skoliosis, dilihat dari belakang tampak salah satu sisi tulang yang menonjol. (Alika Rukhan)

Baca juga: Aktivitas Ini Bisa Bentuk Tulang Anak Kuat

 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia