Manfaat Dongeng di Pekan Buku Australia


Untuk membuat anak cinta pada buku dan kegiatan membaca, Australia mengadakan program Book Week yang diadakan setiap tahun. Pada 2016, perayaan Book Week berlangsung tanggal 21-28 September. Tak mau ketinggalan, sebagai sekolah yang menerapkan kurikulum Australia, AIS (Australian Independent School) Jakarta juga turut menggelar  program Book Week yang di negara asalnya diperingati sejak tahun 1945.

Brenton Hall, Principal AIS Indonesia mengatakan, “Book week diadakan untuk mengingatkan kita pentingnya mendongeng dan membaca buku yang akan menstimulasi tingkat imajinasi dan kreativitas anak-anak. AIS mendorong pengembangan pribadi siswa dengan mengasah kemampuan anak berpikir secara kreatif, independen, dan berpikiran luas serta membaca dengan kritis. Keterampilan ini sangat dihargai di dunia nyata dan kami berharap siswa kami dapat mengembangkannya sejak usia dini.”

Sebagai bagian perayaan Book Week, AIS juga mengadakan Young Authors Week, di mana para siswa menulis buku karya mereka untuk dipajang di aula agar dapat dibaca oleh siswa yang lain. Hal ini dimaksudkan supaya mereka mengerti proses pembuatan karya kreatif, meningkatkan keterampilan menulis, pengembangan bahasa dan komunikasi mereka.  

Istimewanya Book Week kali ini, AIS mengundang seorang pengarang buku dongeng asal negeri kangguru, Mark Greenwood beserta istri, Frane Lessac, yang juga seorang ilustrator. Kedatangan Mark  adalah untuk memberikan workshop tingkat lanjut mengenai kepenulisan dan storytelling pada sejumlah siswa terpilih yang memiliki minat dan bakat di bidang yang sama. Para siswa itu nampak antusias dan aktif bertanya pada Mark di tengah-tengah penyampaian materi storytelling. Pada ruang terpisah, Frane juga melakukan hal yang sama. Mengajarkan para siswa  terpilih untuk membuat ilustrasi. Ia menerangkan pada para siswa apa yang ia lakukan ketika berkolaborasi dengan suaminya. Yakni Mark menulis buku, dan Franne yang membuat ilustrasi. Hingga saat ini, tercatat sebanyak 40 buku yang memakai ilustrasi darinya. Sedangkan untuk buku Mark, sebanyak 15 buku.

Prestasi Mark di bidang penulisan buku anak, tak dapat dipandang sebelah mata. Beberapa penghargaan di Australia dan internasional telah diraihnya. Di antaranya, West Australian Premier's Award dan West Australian Young Readers’ Book Award. Ketika ditanya bagaimana agar menjadi seorang pendongeng yang baik, ia mengatakan, “Pada awalnya anjurkan pada anak untuk memilih sendiri buku yang ingin ia baca (atau dibacakan). Tidak harus orang tua yang menentukan. Proses memilih buku ini dimaksudkan agar anak juga belajar mencintai buku.”

Dalam meramu tulisan-tulisan dongengnya untuk anak, Mark bahkan melakukan beberapa riset dan perjalanan untuk menghidupkan imajinasi sebagai bahan cerita. Menurutnya untuk menjadi seorang pendongeng yang baik, ia harus bisa membuat anak-anak penasaran sehingga ingin tahu lebih banyak. “Bisa saja mengambil cerita tentang fakta sejarah atau misteri. Didukung dengan gambar atau ilustrasi yang baik tentunya,” imbuh Mark.

Selain mengadakan serangkaian kegiatan untuk para siswa, AIS juga menyediakan sesi untuk orang tua. Seperti yang disampaikan Brenton Hall, “Sebagai pengajar, kami berperan dalam pengembangan pribadi para siswa, namun orang tua memainkan peran yang lebih besar lagi karena mereka bersama dengan anak-anak dalam waktu yang lebih panjang. Kami berharap melalui program ini, para orang tua dapat terinspirasi untuk membacakan buku pada anak-anaknya sehingga memacu minat baca sejak dini.” (foto: pixabay)

 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia