Menangani Anak Keras Kepala

Sebenarnya, ada perbedaan yang sangat signifikan antara menjadi pemimpin dan bossy. Berikut trik untuk menyiasatinya anak yang keras kepala:

1. Biarkan dia didengar. Kadang kala, hanya dengan mendengarkan anak saja, hal ini sudah cukup membantu. Dan, anak yang keras kepala sebenarnya memiliki kecenderungan yang kuat terhadap sesuatu. Jadi, biarkan anak mengatakan apa yang diinginkan. Jadi, lebih mudah bagi Anda berdua untuk +menentukan apa yang bisa dilakukan bersama.

2. Buka komunikasi. Sering kali, anak hanya ingin didengarkan. Dengan mendengarkan, Anda bisa tahu kalau argumen anak pantas dihargai. Jadi, pertimbangkan apa yang dikatakan anak.

3. Ajarkan anak untuk memberi dan mengambil. Mengatakan pada anak untuk selalu menjadi anak yang ‘baik’, bisa membuatnya menjadi pemberontak. Sebaliknya, anak perlu mengerti bahwa ia harus memberi sesuatu untuk mendapatkan sesuatu. Dan, menjadi anak yang penuntut berisiko tidak disukai siapa pun. Bila anak menolak berbagi mainannya, misalnya, katakan kalau ia melakukan hal tersebut, temannya juga akan melakukan hal yang sama. Namun, bila mereka saling bergantian memainkan setiap mainan, mereka bisa bermain dengan kedua mainan tersebut.

4. Beri contoh. Sementara Anda selalu berpikir bahwa anak Anda sering tidak masuk akal dalam keluarga, pepatah ‘apel jatuhnya tidak jauh dari pohon’ itu benar adanya. Mungkin saja, keras kepala bersifat genetik—atau anak hanya ingin memberitahu sesuatu pada Anda. Jadi, cobalah untuk mengendalikan si keras kepala Anda. Misalnya, Anda bertengkar dengan suami di depan anak. “Saya mau pergi makan malam di luar, tapi kamu maunya makan di rumah. Yuk, pesan sesuatu sehingga saya tidak harus memasak sesuatu dan tetap bisa tinggal di rumah”—menunjukkan pada anak bahwa orang dewasa juga harus rela berkorban. Dan, jika anak meniru Anda, harganya sepadan, kok.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia