Menyiapkan Anak Sambut Kelahiran Adik Berkebutuhan Khusus




Kehamilan dan kelahiran anak kedua ini ternyata istimewa bagi Anda. Sejak dokter kandungan mengabarkan ada yang berbeda dari kondisi janin Anda, yang akan lahir sebagai bayi atau anak berkebutuhan khusus, Anda merasakan gejolak emosi. Terkejut, sedih, marah, bingung campur menjadi satu. Lalu, saat Anda berusaha tenang saat bergulat dengan yang Anda rasakan dalam diri, Anda harus menyiapkan banyak hal yang mungkin berbeda untuk menyambut kehadirannya. Termasuk menyiapkan si kakak untuk menyambut kehadiran adiknya yang berkebutuhan khusus. Apa yang bisa Anda lakukan untuk hal terakhir itu?
 
Dr. William Sears di Parenting.com menjabarkan beberapa cara terbaik berbicara kepada anak tentang saudaranya yang berkebutuhan khusus:

BERPIKIR POSITIF
Mama boleh saja marah dan kecewa saat mendengar berita bahwa si adik terlahir dengan kondisi ‘berbeda’. Namun, Mama tak perlu terlalu lama menyimpan emosi negatif itu. Mama harus segera berpikir positif dan selalu berusaha menjaga situasi rumah agar tetap tenang dan damai. Ini penting, supaya anak tetap semangat menerima kehadiran saudaranya yang berkebutuhan khusus.

Bila anak terus-menerus mendengar mama dan papanya mencemaskan kondisi saudaranya yang berkebutuhan khusus, maka sulit bagi anak untuk menerima dan merawat saudaranya dengan sukacita. Sebaliknya, jika anak melihat mama dan papanya bisa menerima kondisi saudaranya dengan tenang, maka ia juga akan menerimanya dengan tenang.
 
Baca juga: Membesarkan Anak Berkebutuhan Khusus
 
TERBUKA DAN JUJUR
Mama harus menceritakan kondisi saudaranya itu kepada anak. Ingat, saat bercerita, gunakan bahasa yang sederhana, sesuai dengan tingkat pemahaman anak, dan tidak membanjiri anak dengan rincian. Jelaskan tentang kondisi saudaranya,dan cara merawat atau berkomunikasi dengan saudaranya.
 
Mama juga perlu menambahkan kalimat-kalimat positif. Katakan segala sesuatunya secara jujur – bukan dengan cara yang menakutkan – supaya ia siap akan perubahan situasi di dalam keluarga. Jelaskan pula bahwa saudaranya akan membutuhkan lebih banyak waktu dan perhatian dari semua anggota keluarga, terutama dari Anda dan pasangan. Namun yakinkan, bahwa perhatian dan cinta Anda kepadanya tidak akan berkurang.
 
Perlu diingat bahwa anak tidak hanya khawatir tentang istilah ‘khusus’ pada saudaranya, tetapi ia juga khawatir tentang pengaruh perubahan itu bagi keluarga. Oleh sebab itu, selalu dengarkan isi hatinya, hargai ia, dan bantu ia merasa nyaman saat mengekspresikan perasaannya.
 
Berbagilah dengan suami dalam mengasuh, sehingga si kakak tidak merasa kehilangan perhatian dan kasih orang tuanya karena kehadiran si adik.
 
Baca juga: Teman Untuk Anak Berkebutuhan Khusus
 
MEMPERSIAPKAN, JANGAN MENAKUTI
Saat Anda hendak memeriksakan kandungan, ajaklah anak, dan biarkan ia melihat foto USG kandungan Anda. Jika tidak memungkinkan membawanya ke klinik dokter karena masih masa pandemi, tunjukkan saja hasil USG itu. Dengan nada suara gembira, ceritakan berbagai hal seputar calon adiknya itu, termasuk soal kebutuhan khususnya, selayaknya ia berkondisi seperti bayi lainnya. 
 
LIBATKAN ANAK
Begitu bayi pulang ke rumah, biarkan sang kakak ikut membantu merawat. Semakin sering itu dilakukan, ia akan semakin merasa terlibat. Melalui pengalaman ini, Anda bisa menanamkan satu hal penting kepada anak, yaitu empati.

Dan, kabar baiknya, membesarkan anak berkebutuhan khusus akan memunculkan rasa kepedulian di antara anggota keluarga. Menurut William, anak berkebutuhan khusus akan membawa beberapa keunikan di dalam keluarga, dan mengantarkan Anda mencapai satu tujuan paling penting dalam mengasuh anak: Membesarkan anak-anak yang memiliki empati.

Baca juga: 
Berkomunikasi dengan Anak Berkebutuhan Khusus
Pilihan Kursus untuk Anak Berkebutuhan Khusus
Cepat Tangani Anak Berkebutuhan Khusus
 
Foto: 123rf          


Topic

#usiasekolah #parenting

 





Video

Lindungi Anak dari Kejahatan Pedofilia


Polling

Menyiapkan Anak Sambut Kelahiran Adik Berkebutuhan Khusus

Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia