Mungkinkah Korban Bullying Lakukan Aksi Bunuh Diri?

pixabay

Kabar meninggalnya Chester Bennington, vokalis Linkin Park, sedang menjadi buah bibir di seluruh dunia. Pria kharismatik berusia 41 tahun itu memutuskan mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. Jasadnya ditemukan menggantung tanpa nyawa pada 20 Juli lalu waktu Los Angeles, AS.

Dilansir dari www.dailymail.co.uk, seorang koroner di Los Angeles County mengonfirmasi bahwa mereka masih menyelidiki penyebab Bennington bunuh diri.

Dari berbagai sumber yang dikumpulkan Parenting Indonesia, ayah 6 orang anak itu ternyata pernah menerima berbagai tindak kekerasan selama hidupnya. Saat usia 7 tahun, Bennington menjadi korban bully dan pelecehan seksual. Di sekolah, postur tubuhnya yang kurus membuat ia terlihat berbeda dengan teman-teman lainnya.

Hal buruk yang ia alami membuat ia melarikan diri ke obat-obatan terlarang. Meski pada usia dewasa Bennington menuai kesuksesan yang cemerlang lewat jalur musik, hal itu seolah tidak berbanding lurus dengan kehidupan pribadinya. Terbukti, Bennington memutuskan mengakhiri hidup dengan cara tragis.  

Bicara soal keterkaitan bunuh diri dengan bullying, beberapa waktu yang lalu (16 Juli 2017), sebagaimana dikutip dari tempo.co, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa pernah mengatakan bahwa korban bullying dapat melakukan bunuh diri.

Baca juga: Mengapa Anak Tega Melakukan Bullying?

“Korban bully bisa mengalami stres dan bahkan karena tidak tahan akhirnya sampai bunuh diri. Jadi jangan anggap enteng bully," kata Khofifah ketika memberikan tanggapan dalam kasus bullying yang menimpa seorang mahasiswa sebuah universitas swasta di daerah Depok.

Sementara itu, psikolog Fathya Artha Utami membenarkan pernyataan tersebut. Menurutnya, aksi bunuh diri itu banyak terjadi kepada anak-anak yang pernah di-bully, terutama di Amerika.

“Itu memang banyak terjadi. Terutama yang paling banyak diangkat beritanya di Amerika. Anak-anak di-bully, kemudian bunuh diri,” kata Fathya pada 17 Juli 2017, di Jakarta. 

Selanjutnya, Fathya menyinggung soal film 13 Reason Why yang mengangkat kisah seorang gadis remaja yang memilih mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. “Sampai ada filmnya, ya, dimana tokoh utamanya melakukan bunuh diri, dan ada 13 alasan mengapa ia melakukan itu. Salah satunya adalah karena ia dibully,” terang Fathya. (Alika Rukhan)

Baca juga : Cegah Bullying pada Anak Autis, Orang Tua dan Sekolah Perlu Lakukan Ini 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia