Penyebab Anak Menyandang ADHD

Siang ini, untuk kesekian kalinya Mia Anggraini (36) mendapati Mida (6) menghilangkan alat tulis yang dibawanya ke sekolah. Tidak hanya itu, siang ini juga terasa ‘istimewa’ karena Mia mendapat laporan –lagi-lagi– karena kealpaan Mida mengerjakan pekerjaan rumah. Sekolah baru berjalan beberapa bulan, namun Mia sudah disesaki oleh problem putrinya. Sebenarnya, itu bukan hal baru bagi Mia, namun ia berharap problem tersebut akan mereda dengan sendirinya. Kini, ia ragu. Perlukah kondisi putrinya dikonsultasikan dengan pakar? Lewat pencarian di dunia maya, muncul istilah ADHD. Mia pun makin bingung.

ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder merupakan gangguan neurodevelopmental. Mari kita ‘bedah’ satu persatu. Attention deficit artinya anak memiliki tingkat atensi yang minim. Atensi adalah kemampuan si kecil memberi perhatian, sedangkan konsentrasi adalah mempertahankan perhatian. Atensi anak disebut minim bila saat melakukan sesuatu, ia sukar berkonsentrasi pada stimulus yang relevan tanpa terganggu hal lain, sukar bertahan pada suatu rangsang tertentu khususnya yang membutuhkan usaha mental (seperti belajar, membaca), serta mudah terpicu oleh rangsang apa pun yang diterima dari lingkungan.

Cirinya? Perhatiannya mudah teralih, tugas yang dikerjakan tidak kunjung selesai, atau anak jadi ceroboh dalam mengerjakan tugas-tugasnya mau pun dalam aktivitas harian. 

Hyperactivity (hiperaktivitas) berarti tingkah laku anak menjadi berlebihan. Hiperaktivitas ini seperti digerakkan oleh motor (driven by motor) sehingga tampil sangat energik, intens namun tidak tepat dan tanpa tujuan. Misalnya, ia berlarian ke sana-sini tanpa henti atau anak gelisah (salah satu cirinya, tangan dan kaki yang terus menerus bergerak).

Hiperaktivitas diiringi impulsivitas, yakni kemampuan untuk berpikir sebelum melakukan aksi tertentu. Secara kognitif, impulsivitas ditandai dengan pikiran yang tidak terorganisir, ada lompatan-lompatan ide, dan terburu-buru. Sementara impulsivitas secara motorik tampil dalam bentuk perilaku acting-out lebay, seperti tiba-tiba lompat berdiri padahal cuma bilang ingat sebuah cerita. Sedangkan disorder berarti gangguan. Jadi, sederhananya ADHD adalah minimnya atensi yang diiringi hiperaktivitas impulsivitas yang sudah sampai tahap mengganggu fungsi kehidupan anak sehari-hari, seperti bermain atau belajar. 

Penyebab ADHD sukar dijelaskan. ADHD yaitu gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan otak dan sistem saraf sentral. Pada orang dengan ADHD, bagian di otak yang mengontrol atensi dan aktivitas berbeda dengan orang tanpa ADHD. Ada studi yang menunjukkan bahwa ADHD bersifat genetis atau turunan. Karena itu, para peneliti berupaya menemukan sejumlah gen yang bisa jadi menyebabkan ADHD. Studi lain merujuk pada kondisi saat mengandung atau setelah melahirkan; misalnya ADHD bisa jadi lebih umum ditemukan pada anak yang lahir prematur.

Photo: Getty Images

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia