Tahap Perkembangan Moral Anak

Berikut tahap perkembangan moral pada anak yang perlu Anda ketahui:

1. Bayi


Seorang bayi belum memiliki kapasitas untuk mengembangkan kecerdasan moralnya. Yang ia miliki hanyalah rasa benar dan salah terhadap sesuatu yang berlaku untuk dirinya sendiri. Contohnya: Bagi bayi, rasa lapar itu adalah salah, sehingga ia menangis saat lapar.

2. Batita

Menginjak satu tahun, anak belum memiliki kemampuan untuk menilai sesuatu sebagai benar atau salah. Patokan baginya hanyalah apa yang mama dan papa katakan padanya.

3. Prasekolah (3 - 7 tahun)

Inilah saat di mana anak mulai memasukkan nilai-nilai keluarga ke dalam dirinya. Apa yang penting bagi mama dan papa juga akan menjadi penting baginya. Di sinilah Anda mulai dapat mengarahkan perilakunya, sehingga sesuai dengan aturan dalam keluarga. Dalam tahap inilah seorang anak mulai memahami bahwa apa yang mereka lakukan akan memengaruhi orang lain.

4. Usia sekolah (7 - 10 tahun)


Otoritas orang dewasa (mama, papa, guru, dsb) tidak lagi terlalu ‘menakutkan’ buat anak usia sekolah. Mereka tetap tahu bahwa orang tua adalah sosok yang harus ditaati, tetapi mereka juga tahu bahwa jika melanggar aturan, maka mereka harus memperbaikinya.

Perasaan bahwa ‘ini benar’ dan ‘itu salah’ sudah mulai tertanam kuat dalam diri mereka. Dan, satu lagi seperti yang telah dikatakan Nessi di atas, anak usia sekolah ini juga mulai memilah mana saja perilaku yang akan mendatangkan ‘keuntungan’ buat mereka.

5. Praremaja dan remaja

Di usia ini, anak akan berusaha untuk menjadi populer. Tekanan teman sebaya dan nilai-nilai yang berlaku di lingkungannya akan membuat mereka terus memilah mana nilai-nilai akan menjadi bagian dari diri mereka.

Praremaja dan remaja mungkin akan terombang-ambing dan mencoba nilai yang berbeda dengan nilai keluarga untuk melihat mana yang cocok. Bisa jadi, nilai keluarga yang telah dianutnya sejak lama justru dibuang karena ‘kalah’ dengan nilai baru yang dikenalnya di luar.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia