Waktu Terbaik Anak Belajar Tentang Disiplin


Bentuk disiplin yang benar adalah mengajarkan anak cara bersikap sopan dan santun baik di rumah maupun di muka umum. Peraturan yang jelas—dan juga konsistensi Anda mematuhinya—dibutuhkan anak untuk merasa aman. Kapan saja Anda harus bertindak?

Ketika anak rewel sebelum tidur malam
Alasan: Si kecil tidak berniat menyudahi kegiatan yang menyenangkan demi kesehatannya (tidur cukup). Padahal, tubuhnya menuntut jam tidur yang lebih. Sesungguhnya, si kecil ingin Anda mengajarkannya untuk bisa relaks menjelang tidur setiap malam.

Tindakan: Beri ia kesempatan memegang kendali. Bukan dalam artian membolehkannya berbuat sesukanya, melainkan memberinya pilihan. Daripada Anda berteriak, “Sikat gigimu! Pakai piyama! Masuk ke kamar sekarang!” coba berikan anak pilihan seperti, “Mau pakai piyama dulu atau sikat gigi?” Biarkan anak memilih mana yang dirasa nyaman untuk dilakukannya lebih dulu. Bantu ia disiplin lewat rutinitas malamnya itu, dan perlahan anak pun akan belajar bertanggung jawab.

Bertengkar dengan teman bermain
Alasan: Anak kecil hanya memahami cara bermain dengan teman bermainnya, bahkan setengah jam saja sudah seperti satu hari lamanya. Tidak ada anak kecil yang bisa menyampaikan dengan bijak, “Eh, aku sudah mulai lelah, nih. Bagaimana kalau kita lanjutkan bermain besok?” Yang ia bisa lakukan adalah merebut mainan yang dipegang temannya atau menangis atas pilihan warna balok temannya. Anak tidak bermaksud membingungkan Anda, ia hanya ingin Anda tahu bahwa ia lelah bermain.

Tindakan: Coba berikan anak beberapa kata yang menggambarkan perasaannya—atau kalau memungkinkan, katakan padanya bahwa perilakunya tadi tidak baik. Anda bisa katakan padanya, “Sepertinya kamu lelah bermain dengan yang itu. Coba yang lain, yuk.” Atau pangku anak dan ajak ia baca buku cerita bersama. Bila anak memukul kepala temannya dengan boneka, cukup katakan “Kita tidak diciptakan Tuhan untuk menyakiti orang lain, ya.” Bila Anda sedang berada di rumah teman Anda dan hendak pulang, jangan menggurui anak. Ingat, anak meniru Anda. Kalau perilakunya tidak bisa dikontrol, sudah saatnya pulang. Bisa saja anak merasa lega bisa kembali ke rumah dengan mainan dan rutinitasnya.

Melanggar aturan bersama teman
Alasan: Tidak semua anak kecil sanggup menolak ajakan temannya berbuat onar di rumah. Mereka butuh sosok Anda untuk mengikuti peraturan di rumah. Bila umurnya sudah 5 tahun, anak bisa menggunakan Anda sebagai alasan untuk menolak paksaan temannya. Contoh: “Itu melanggar aturan, mamaku akan menyuruh kita membersihkannya.” Ini saat yang tepat untuk Anda mengajari anak cara menghadapi tekanan dalam lingkungan bermainnya, sehingga nantinya ia akan sanggup menghadapi tekanan yang lebih tinggi.

Tindakan: Kalau sudah telanjur mencoret tembok, ajak anak dan temannya bicara. Duduklah di hadapan mereka, sampaikan pada mereka dengan tenang, bahwa Anda tidak senang mereka mencorat-coret tembok rumah. “Di mana sebaiknya kita menggambar menggunakan krayon? Apakah tembok sama dengan kertas? Apa yang bisa kamu lakukan terhadap tembok ini?” Setelahnya, keluarkan alat pembersih tembok dan ajari mereka cara membersihkannya. “Bila Anda bisa mengatasi situasi dengan baik, mereka cenderung bisa lebih menjaga sikap setelahnya,” jelas Elizabeth Pantley, penulis buku The No-Cry Discipline Solution.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia