Waspada Penggunaan Earphone Akibatkan Gangguan Telinga


Organ telinga merupakan salah satu bagian tubuh yang sangat penting. Tak hanya berfungsi menangkap suara untuk diteruskan ke otak, tetapi juga memiliki tugas dalam menjaga keseimbangan tubuh. Jika telinga bagian dalam terganggu, itu akan menghambat aliran darah ke otak, sehingga menyebabkan pusing atau vertigo yang membuat tubuh kehilangan keseimbangan.

Namun, seiring dengan perkembangan teknologi digital, semakin banyak orang mengakses hiburan - seperti mendengarkan musik atau menonton film melalui gadget - menggunakan earphone. Padahal hal itu berpotensi menimbulkan gangguan pada pendengaran, jika digunakan secara berlebihan.

Menurut perkiraan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2015, milyaran anak muda di dunia berisiko menderita gangguan telinga akibat perilaku mendengarkan sesuatu secara tidak aman dari penggunaan perangkat audio personal, seperti earphone atau headphone. Pada tahun 1988, tercatat 15 persen remaja di Amerika Serikat mengalami masalah pada pendengarannya. Jumlah tersebut melonjak menjadi 19,5 persen pada tahun 2006. Angka ini diperkirakan akan terus bertambah seiring  meningkatnya jumlah masyarakat yang mendengarkan musik melalui perangkat headphone atau earphone. Peningkatan pengunaan perangkat audio personal itu mengalami kenaikan sebesar 75% dari tahun 1990 hingga tahun 2005 di Amerika Serikat. Sementara itu, di Indonesia sendiri, angka pengguna gadget semakin bertambah sehingga perlu mendapat perhatian karena hal ini berkaitan erat dengan risiko gangguan pendengaran.

Sebenarnya menggunakan earphone itu tidak dilarang, Ma. Akan tetapi perlu diperhatikan rambu-rambunya agar tidak sampai merusak organ telinga. Apalagi saat ini anak-anak pun mulai banyak yang memakainya.

Menurut dr.Soekirman Soekin,Sp.T.H.T.K.L., M.Kes, yang ditemui pada acara media briefing memeringati Hari Pendengaran Sedunia bulan Maret ini di Jakarta, agar telinga tidak mengalami gangguan akibat paparan suara dari earphone, maka sebaiknya memerhatikan beberapa hal ini:
-      Batasi volume
Biasanya gadget tertentu memberikan peringatan batas maksimal intensitas suara yang aman untuk telinga, yaitu 60%. Ketika tombol tambah volume ditekan, pada layar akan muncul pesan peringatan jika melebihi angka 60%. Jelaskan hal ini kepada anak dan ia harus mematuhinya. Jangan sampai karena keasikan atau ingin mendapat suara yang keras, kesehatan telinga menjadi taruhannya.
 
-      Perhatikan durasi
Batas waktu menggunakan perangkat audio personal adalah selama 60 menit. Usahakan sebisa mungkin tidak lebih dari itu. Jika telah mencapai 60 menit, istirahatkan telinga dengan melepas earphone minimal 15 menit, apabila ingin menggunakannya lagi.
 
-      Jangan dibawa tidur
Saat tidur otak dalam keadaan istirahat. Jika menggunakan earphone menjelang tidur, pastikan tidak lupa melepas dan mematikan sumber suara sebelum terlelap.
 
-      Gunakan earphone berbahan lembut
Perhatikan bahan earphone. Jika materialnya menggunakan bahan yang keras, dapat menyebabkan telinga lecet dan tidak nyaman. Pilih earphone atau headphone yang terbuat dari bahan lembut sehingga nyaman dipakai dan tidak melukai telinga.

“Di Amerika sudah muncul generasi ‘haaah’,” ujar dr. Soekirman. "Maksudnya jika diajak bicara tidak langsung mendengar, dan minta diulang dengan mengucapkan ‘haaah?’. Nah, di Indonesia jangan sampai hal itu terjadi. Makanya kesehatan telinganya harus dijaga," tutup dokter yang juga menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Ahli THT Bedah Kepala Leher PERHATI-KL ini. (Alika Rukhan)

(Foto: pixabay)

Baca juga : Telinga Anak Sakit Saat di Pesawat

 

 





Video

Lindungi Anak dari Kejahatan Pedofilia


Polling

Waspada Penggunaan Earphone Akibatkan Gangguan Telinga

Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia