10 Penyakit Anak di Musim Hujan yang Harus Diwaspadai

penyakit anak khas musim hujan


Anak-anak suka bermain hujan-hujanan, Ma dan Pa? Iya, benar, sering kali anak-anak tergoda untuk bermain di bawah derai hujan. Sesekali boleh saja, namun Anda perlu waspada, dalam banyak situasi, bermain saat hujan juga tidak dianjurkan. Ada efek buruk dari hujan, terutama apabila terjadi banjir, yang tidak hanya menyebabkan bencana alam, namun juga turut menjadi media penyebaran berbagai penyakit. Banjir memiliki dampak jangka menengah hingga jangka panjang pada kesehatan, salah satunya yaitu meningkatkan penularan penyakit melalui air dan vektor (water and vector borne disease).
 
Disampaikan oleh Dr. Nina Dwi Putri, SpA(K), MSc (TropPaed), Dokter Spesialis Anak Sub Spesialisasi Penyakit Infeksi Tropik dan Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia, ada beberapa mode penularan yang disebabkan oleh hujan dan baniir. Beberapa penyakit dapat ditularkan melalui air yang terkontaminasi. Higienitas lingkungan tempat tinggal juga bisa memburuk akibat hujan atau banjir.
 
Waspada 10 Penyakit Ini
Unit Kerja Koordinasi Infeksi dan Penyakit Tropis Ikatan Dokter Anak Indonesia menginformasikan 10 penyakit yang dapat menyerang anak-anak selama musim hujan dan apa saja yang bisa Anda lakukan untuk pencegahannya.
 
1.         Dengue
Genangan air dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk dan berpotensi meningkatkan paparan infeksi dengue. Di daerah tropis, infeksi virus dengue adalah salah satu penyakit umum yang menyerang anak-anak dan orang dewasa di musim hujan. Gejala demam berdarah termasuk ruam, demam tinggi, dan lainnya. Terapkan 3M plus, yakni menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, mengubur barang bekas, plus menghindari gigitan nyamuk dan segala bentuk kegiatan pencegahan seperti menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk
 
Baca juga: Waspada DBD, Kenali Berat-Ringan Gejala dan Fase Kritis
 
Beda Gejala Demam DBD dan COVID-19
 
2.         Infeksi Jamur
Karena kulit menjadi lembap dan basah sepanjang waktu, kemungkinan terjadi infeksi jamur cukup tinggi. Padahal, kulit harus tetap kering. Ajak anak-anak Anda untuk mandi bersih dan mengeringkan diri setelah pulang bermain. Jamur sering berkembang biak ketika kulit lembap dan tidak terkena udara.
 
3.         Leptospirosis
Penyakit ini ditularkan melalui kontak kulit atau selaput lendir dengan tanah, lumpur, ataupun air yang terkontaminasi dengan urin hewan pengerat yang terinfeksi bakteri Leptospira. Bahkan jika anak Anda mengalami luka kecil di kakinya, ia harus berhati-hati agar tidak masuk ke air yang terkontaminasi.
 
4.         Infeksi Saluran Cerna
Sistem pembuangan limbah yang buruk, kebersihan yang tidak terjaga, kepadatan penduduk, dan konsumsi air yang tidak sehat saat banjir turut menyebabkan infeksi pada saluran cerna. Untuk menghindari infeksi dari makanan dan air yang terkontaminasi, minta anak-anak untuk minum air bersih dan matang, serta makan makanan sehat.
 
5.         Influenza
Infeksi yang ditandai dengan demam, nyeri otot dan kepala, sakit menelan, lesu, dan dapat disertai gejala infeksi saluran napas. Sulit membedakannya dengan gejala COVID-19. Untuk itu, perlu pemeriksaan swab SARS-CoV-2.
 
Baca juga: Tetap Tenang Saat Anak Sakit Flu
 
6.         Konjungtivitis
Infeksi pada mata yang ditandai dengan nyeri, mata merah, tidak kuat cahaya, berair, bisa disertai adanya kotoran dan lengket. Infeksi ini mudah menular, sehingga jauhkan yang sakit, jangan berbagi handuk dan barang lainnya, dan sering mencuci tangan, agar menekan penularan.
 
7.         Demam Tifoid atau Demam Enterik
Merupakan penyakit yang disebabkan oleh Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi. Gejala berupa demam lebih dari 5 hari, nyeri kepala, dan gangguan pencernaan. Hindari infeksi ini dengan menjauhi makanan dan minuman yang tidak bersih atau tidak higienis.
 
8.         Kolera
Kolera adalah diare akut akibat mengonsumsi makanan atau air terkontaminasi bakteri Vibrio cholerae. Masyarakat Indonesia umumnya mengenal kolera dengan nama muntaber (muntah berak). Di awal abad ke-18 hingga abad ke-19, kolera sempat menjadi epidemi yang mengguncang banyak negara di dunia, termasuk Indonesia.
 
9.         Hepatitis A
Hepatitis A juga merupakan salah satu penyakit yang ditularkan melalui air yang terkontaminasi virus hepatitis A dengan gejala berupa demam, diare, mual, lemas, serta warna kuning pada kulit dan mata.
 
10.       Selesma
Selesma sering terjadi dengan tanda dan gejala batuk pilek. Penyakit yang disebabkan oleh berbagai virus ini paling sering dijumpai pada musim hujan. Pada masa pandemi COVID-19, sulit membedakannya dengan infeksi oleh SARS-CoV-2.
 
Baca juga: Anak Sakit Radang Tenggorokan, Kapan Harus ke Dokter?
 
Untuk anak-anak yang terdampak bencana banjir dalam skala besar yang memerlukan proses evakuasi dan penampungan, kepadatan di tempat penampungan dapat mengakibatkan berbagai penyakit di atas.
 
Sementara, di masa pandemi COVID-19, dapat terjadi infeksi ganda, yaitu penyakit di atas dan infeksi SARS-CoV-2. Untuk itu, sangat diperlukan pemberian imunisasi yang dapat mencegah penyakit tersebut di atas dan vaksin COVID-19.
 
Menjaga Anak Tetap Sehat
Imunitas atau kekebalan tubuh anak perlu diperhatikan, agar tidak mudah sakit di musim hujan. Baca juga artikel Agar Anak Tidak Gampang Sakit, Tingkatkan Kekebalan Tubuhnya dengan 6 Kebiasaan Ini.
 

Untuk menjaga anak-anak Anda tetap sehat selama musim hujan, Dr. dr. Anggraini Alam, Sp.A(K), Ketua Unit Kerja Koordinasi Infeksi dan Penyakit Tropis Ikatan Dokter Anak Indonesia membagikan sejumlah saran sebagai berikut:
 
1.         Hindari memberikan terlalu banyak junk food kepada anak-anak.
2.         Minta anak-anak untuk bermain di dalam ruangan saat hujan deras.
3.         Bersepeda di tempat yang tidak ada genangan air.
4.         Hindari mengajak anak-anak mengunjungi tempat ramai.
5.         Bersihkan tubuh dari lumpur dan kenakan pakaian yang bersih saat sampai rumah.
6.         Jangan biarkan anak-anak makan jajanan dari tempat yang kurang bersih.
7.         Sesering mungkin membersihkan tangan dengan disinfektan atau sabun dengan air mengalir.
8.         Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum makan dan setelah buang air besar atau buang air kecil.
9.         Merebus air yang akan diminum hingga mendidih.
10.       Menutup luka dengan plester.
11.       Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makan makanan bergizi.
12.       Jika harus kontak dengan air banjir, maka gunakan pelindung diri seperti sepatu bot dan celana panjang.
13.       Hindari gigitan nyamuk, bila perlu gunakan kelambu atau losion antinyamuk.
14.       Ajarkan anak untuk selalu mengenakan masker saat beraktivitas di luar rumah atau berhubungan dengan orang lain.
15.       Ganti masker secara berkala, jangan digunakan berulang kali.
16.       Hindari berbagi alat makan dan minum.
17.       Ajarkan anak untuk menjaga jarak dengan orang lain, sekitar 2 meter.
18.       Menerapkan 3M Plus, yaitu menguras dan menutup penyimpanan air, mendaur ulang sampah dan menghindari gigitan nyamuk. Larvasida dan losion dapat digunakan sebagai langkah pencegahan infeksi dengue.
19.       Ajarkan anak untuk menginformasikan segera kepada orang tua apabila mengalami gejala kurang enak badan atau tidak nyaman di tubuh.
20.       Segera lakukan vaksinasi untuk anak untuk menghindari berbagai penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi.
 
Baca juga:
Langkah Penting Amankan Listrik Saat Banjir
4 Penyakit Anak di Musim Hujan
Manfaat Anak Main Hujan
Waspada Listrik di Musim Hujan
4 Pertanyaan Ini Sering Diajukan ke Dokter Saat Anak Sakit
Agar Anak Tidak Gampang Sakit, Tingkatkan Kekebalan Tubuhnya dengan 6 Kebiasaan Ini
 
grc
Sumber: IDAI
Foto: ENVATO
 

 


Topic

#balita #kesehatananak

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia