6 Dampak Sering Membentak Anak


 

Disadari atau tidak, mengelola emosi masih sulit dilakukan sekalipun kita sudah menjadi orang tua. Dampaknya, kita jadi sering marah pada anak. Berteriak dan membentak jadi salah satu jurus andalan saat anak berulah. Padahal, menurut psikolog keluarga Nessi Purnomo, M.Si., Psikolog, terlalu sering membentak anak dengan keras dengan tujuan agar mereka disiplin bukanlah hal yang dibenarkan.
 
Ada beberapa dampak yang bisa terjadi bila orang tua sering membentak anak:


1. Anak Tidak Belajar Apa-apa

Sering kali, orang tua beranggapan bentakan bisa membuat anak menurut. Ketika dibentak, anak akan melakukan apa yang Anda lakukan. Akan tetapi, hal itu dilakukannya karena takut, bukan karena ia mengerti. Ketika dibentak tanpa penjelasan, anak tidak akan mengerti alasan yang membuat orang tuanya marah. Ia tidak akan belajar apa yang harusnya ia lakukan.

2. Tidak Memahami Situasi Gawat

Menurut Nessi, ada satu kondisi orang tua bisa berbicara dengan nada keras, yakni dalam kondisi bahaya. Misal, anak Anda tiba-tiba saja memegang pisau. Anda pasti akan mengatakan, “Stop!” dengan keras. Anak akan belajar bahwa ketika orang tuanya berkata dengan nada keras seperti ini, artinya ada situasi gawat di mana ia harus berhenti.
 
Akan tetapi, bila orang tua sudah terbiasa menggunakan nada keras setiap hari, anak-anak tidak akan bisa membedakan mana yang situasi gawat dan mana kondisi di mana orang tuanya marah padanya.


3. Merasa Tidak Disayang

Menurut Nessi, salah satu dampak berbahaya dari terlalu sering membentak anak adalah anak akan berpikir bahwa orang tuanya tidak menyayanginya. “Ini bisa diingat sampai mereka dewasa,” ujarnya.

4. Anak Tidak Percaya Diri

Dibentak tentu saja menyakiti perasaan anak. Ketika terlalu sering dibentak untuk alasan kecil, anak-anak akan berpikir bahwa mereka tidak mampu atau tidak berharga sehingga bisa menjadi anak yang tidak percaya diri.

5. Tidak Terbuka pada Orang Tua

Dampak jangka panjang dari terlalu sering membentak anak adalah anak tidak akan merasa bebas untuk bicara dengan orang tuanya. Ia bisa jadi anak yang tertutup dan tidak terbuka pada orang tuanya. Sehingga, pada saat dewasa, ia bisa jadi lebih memercayai orang lain yang bisa saja menjerumuskannya pada hal buruk.

6. Jadi Kebal

Ini dampak yang mungkin sering tidak disadari orang tua. Menurut Nessi, ketika orang tua terlalu sering marah, maka anak akan menganggapnya sebagai sesuatu yang biasa. Sehingga mereka pun jadi cuek karena sudah kebal.
 
 
Baca juga:
Cara Hindari Membentak Anak
Anak Membentak Orang Tua? Terapkan 5 Langkah Ini
7 Dampak Toxic Parent bagi Anak
Jangan Marah Salah Momen, Ma!
Saat Hendak Marah Pada Anak, Lakukan 3M
 
 
(LELA LATIFA)
 
FOTO: FREEPIK

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia