Ajari Anak Aturan Main di Playground

Banyak hal bisa terjadi ketika anak bermain bersama-sama dengan anak-anak lainnya di playground, berebut mainan, (tidak sengaja!) mendorong teman, atau bertabrakan saat berlari. Sudahkan Anda mengajarkan pada anak apa yang harus dilakukannya jika menghadapi situasi-situasi seperti ini (selain menangis)? Berikut beberapa situasi yang umum terjadi di playground, plus bagaimana anak sebaiknya menghadapinya:

Situasi #1
Tiba di playground, anak Anda yang baru berusia 5 tahun langsung menuju ayunan favoritnya. Baru 5 menit bermain, tiba-tiba saja beberapa anak mulai mengantri ingin bermain ayunan juga. Padahal, saat itu ada beberapa permainan yang kosong.

Yang harus dilakukan: Ajari anak bahwa ia tak perlu buru-buru menyudahi permainannya, tapi ia juga tidak boleh sengaja berlama-lama dengan ayunannya karena ada anak lain yang sedang menunggu giliran bermain. "Ini adalah kesempatan baik untuk mengajarkan pada si kecil pentingnya bergiliran," kata Leah Ingram dalam bukunya The Everything Etiquette Book: A Modern Day Guide to Good Manners. Katakan ini pada anak, “Kamu masih boleh main 5 menit lagi, atau 20 ayunan lagi sebelum memberikan giliran kepada yang lain.”

Situasi #2
Anak Anda yang baru berusia 3 tahun langsung berlari masuk ke dalam playground meninggalkan Anda di belakangnya. Ketika Anda berhasil menghampirinya, ia sudah terlihat asyik dengan mainan mobil-mobilan yang Anda tahu pasti bukan properti milik playground tersebut. Anda yakin mobil-mobilan itu milik seorang anak yang juga pengunjung playground.

Yang harus dilakukan: Sebenarnya, tidak apa-apa, sih, membiarkan anak bermain dengan mainan tersebut, selama tak ada anak lain yang sedang memainkannya (termasuk si pemiliknya!). Toh jika kondisinya terbalik, Anda pastilah tidak akan keberatan membiarkan anak lain bermain dengan mainan anak Anda ketika sedang tidak dimainkan. Iya, kan?

Tapi, bagaimanapun, mainan itu adalah milik anak lain, dan ini bisa jadi kesempatan yang bagus untuk memperkenalkan konsep berbagi pada anak. Tanamkan pada anak Anda bahwa bagaimanapun, ia harus meminta izin untuk bermain dengan milik orang lain. Jika di sekitarnya tak ada si pemilik, ia boleh memainkannya lebih dulu. Tapi dengan catatan, jika nanti pemiliknya datang, ia harus segera mengembalikannya dan mengucapkan terima kasih, serta gantian menawarkan mainannya untuk dimainkan.

Situasi #3
Seorang anak berusia 6 tahunan yang aktif tampak memonopoli mainan perosotan. Ia mendorong anak-anak yang lebih kecil (termasuk anak Anda!) yang sedang menunggu mendapatkan giliran untuk naik perosotan.

Yang harus dilakukan: Yang pasti, ajari anak Anda untuk segera mencari pertolongan kepada orang dewasa, yaitu Anda atau petugas playground. "Tapi ingat, bukan tugas Anda untuk memberikan pelajaran soal disiplin pada anak lain,” kata Jacqueline Whitmore, pendiri dan direktur The Protocol School of Palm Beach. "Yang bisa Anda lakukan hanyalah sebatas meminta anak tersebut tidak merugikan anak Anda dan anak-anak yang lain.” Jika anak tersebut mau menuruti Anda, itu bagus. Tapi jika tidak, mungkin Anda harus menghampiri sang mama untuk meminta bantuannya mengatasi situasi ini.

Situasi #4
Ketika sedang bermain di taman terbuka, anak Anda ingin pipis. Tapi, toilet terdekat jaraknya lumayan jauh.

Yang harus dilakukan: Bagaimana pun, anak Anda harus segera bilang pada Anda (atau petugas playground) bahwa ia ingin pipis. Ia tak boleh menahan pipisnya, karena berpotensi ia pipis di celana dan malah mengotori area playground.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia