Ajarkan Anak Perempuan Jadi Tangguh

Saat ini, bukan zamannya lagi anak perempuan hanya duduk manis di pinggir lapangan, atau membatasi diri hanya untuk peran cheerleader di pertandingan-pertandingan olahraga. Anak perempuan saat ini tidak disarankan hanya sekadar mengenal olahraga, tetapi juga untuk menjadi anggota tim olahraga yang hebat. Kenapa?

Karena hal ini akan membantu menanamkan semangat ‘bisa-melakukan-apa-saja’ pada si kecil. Tentu saja dalam konteks yang positif, ya. Pada dasarnya, anak perempuan cenderung bekerja sama dan menghindari persaingan. Itu sebabnya, olahraga dapat mengembangkan keinginan untuk bersaing. Ingatkan ia bahwa persaingan bukanlah kejahatan, selama dilakukan dengan cara yang sehat dan benar.

Dengan andil di pertandingan-pertandingan olahraga, ia akan belajar menerima kekalahan tanpa merasa terpuruk dan menerima kemenangan dengan bangga.
Jiwa kompetisi pada perempuan memang tak sekuat pada pria. Itulah sebabnya, Anda harus mengajarkan sejak dini arti kompetisi yang sesungguhnya.

Bukan berarti Anda mengajarinya bahwa ia harus mengejar kemenangan di semua bidang, tapi anak perempuan Anda harus tahu bahwa berusaha menjadi pemenang itu tidak salah. Dan, satu hal yang perlu Anda ketahui, anak perempuan cenderung merasa lebih bersalah ketika kalah dibandingkan anak laki-laki. Demikian dikatakan seorang psikolog olahraga dari Amerika, Caroline Silby.

Jadi, jangan lupa katakan juga pada anak bahwa ia tidak harus keras pada dirinya sendiri ketika hal-hal tidak berjalan seperti keinginannya. Ketika kemenangan tidak diraih, Anda bisa mengatakan kepada anak perempuan Anda, “Usaha kamu bagus banget tadi waktu melempar bola,” daripada menyinggung kekalahannya.

Lebih lanjut menurut Silby, menjadi anggota tim olahraga yang hebat akan membangun kecerdasan sosial dan emosional yang dibutuhkan anak perempuan untuk unggul dalam kerja tim di sekolah dan dalam karier mereka kelak. Jadi, tak perlu ragu untuk membuatnya menyukai olahraga, Ma.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia