Anak Alergi Susu Sapi

Sering kali, orang tua tidak tahu jika anaknya mengalami alergi susu sapi. Hal ini bisa jadi karena kurangnya pengetahuan dan pengenalan terhadap penyebab, gejala, dan cara penanganan alergi yang tepat. Padahal, penanganan alergi yang tidak tepat akan berdampak buruk pada tumbuh kembang anak secara keseluruhan.

Dr. Zakiudin Munasir, Sp.A(K), konsultan ahli alergi imunologi dari RSCM, Jakarta, mengatakan, “Mengenali alergi menjadi langkah pertama yang paling penting dalam manajemen alergi susu sapi. Setelah itu, tangani dengan tepat sehingga anak bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal.” Alergi susu sapi umumnya dialami anak yang mempunyai bakat alergi yang disebut atopik. Bakat tersebut diturunkan secara genetik oleh salah satu atau kedua orang tuanya.

Selain faktor genetik, faktor risiko lain yang bisa menimbulkan alergi adalah faktor lingkungan, seperti alergen (zat asing), polusi, dan infeksi. Dan, gejala yang paling sering muncul adalah masalah di saluran cerna, mulai dari muntah, kolik, diare, darah dalam feses, serta masalah pada kulit (berupa bentol merah gatal, bentol merah berisi cairan, keropeng, kulit kering, dan gatal). Gejala klinis lain yang mungkin muncul adalah bengkak dan gatal di bibir sampai lidah, nyeri dan kejang perut, muntah sampai diare berat yang disertai berdarah.


Alergi ini bisa juga berdampak pada gangguan saluran pernapasan, seperti bersin-bersin disertai gatal di hidung, hidung tersumbat, batuk pilek berulang, sesak napas, dan asma. Di Indonesia, gejala paling umum adalah pada pernapasan (51,5%) dan kulit (48,7%), selanjutnya pada pencernaan (39,3%), dan gejala lain seperti pada mata dan susunan saraf pusat atau sakit kepala. “Setelah mengenali satu atau lebih gejala alergi pada anak, segera konsultasikan ke tenaga medis untuk mendapat penanganan dan nutrisi yang tepat,” kata dr. Zaki.

Penanganan alergi melalui pemberian nutrisi yang tepat sangat penting. Sering ditemukan kasus anak penderita alergi protein susu sapi terkena gangguan di saluran cerna sulit makan sehingga mengalami komplikasi berupa kurang gizi atau malnutrisi, yang terlihat dari berat dan tinggi badan yang sulit bertambah. Hal ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut karena bisa berdampak pada pertumbuhan perkembangan fisik dan kecerdasan anak. Begitu terdeteksi adanya alergi susu sapi pada anak, hal pertama yang harus Anda lakukan adalah menghentikan pemberian susu sapi. Lalu, konsultasikan ke dokter apakah anak perlu mendapat asupan protein pengganti yang lain atau tidak.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia