Arti Coretan Balita




Buku gambar, kertas bekas, dinding, meja, lemari sering kali menjadi arena bagi balita untuk menggoreskan krayon atau pensil warnanya.
 
Memasuki usia 2 tahun, anak  akan mulai fase scribbling (coret-coret). Hasil coretan mereka sering kali tidak terlihat seperti sebuah gambar bermakna, hanya sekadar coretan biasa saja. Namun, sering kali mereka memiliki arti tersendiri dari coretannya.
 
David Pariser, seorang profesor pendidikan seni di Concordia University di Montreal mengatakan bahwa absurditas goresan tangan anak-anak sering kali hanya disepelekan sebagai coretan kosong belaka. Namun, menurutnya, lebh dari itu, semua bentuk dan figur yang mereka gambar tidak sesederhana itu. Semua coretan anak memiliki arti yang ingin mereka sampaikan.
 
Novak Djokovic Foundation, yayasan pendidikan yang memfasilitasi preschool di beberapa negara UK, Serbia dan Amerika Serikat menyebut bahwa mencoret-coret atau menggambar adalah medium komunikasi. Mereka mengekspresikan emosi mereka lewat gambar.
 
Ruth Rostron, seorang professional handwritting analyst dari British Institute of Graphologist membagikan panduan mengartikan emosi dan kepribadian anak-anak berdasarkan coretan yang mereka buat.
 
Goresan
Goresan menunjukkan temperamen, energi, dan kekuatan perasaan.

  • Goresan pendek, ringan atau samar menunjukkan perasaan yang sensitif atau cenderung ragu-ragu.
  • Goresan yang kuat menunjukkan optimisme
  • Goresan yang diulang-ulang atau bahkan terlalu menekan hingga merobek kertas menunjukkan emosi yang sedang buruk, memiliki masalah, atau cemas.
  • Goresan yang tidak teratur menunjukkan energi kebebasan.
 
Bentuk
Bentuk garis lurus atau melengkung dapat mewakili sifat dari yang mencoret-coret. Sementara, bentuk seperti lingkaran, persegi dan lainnya mencerminkan emosi.
  • Anak yang lebih dominan mencoret dengan garis lurus cenderung realis, memiliki kemauan keras dan pengendalian diri yang kuat
  • Anak yang lebih dominan mencoret dengan garis melengkung memiliki sifat yang lebih fleksibel, imajinatif, dan emosional.
  • Bentuk lingkaran menunjukkan kebutuhan akan cinta dan motivasi. Contohnya: matahari, bulan, bunga, awan, hati, cincin atau pohon bulat.
  • Bentuk persegi menunjukkan kebutuhan akan rasa aman atau karakter anak yang suka memegang kendali. Contoh: pintu, jendela, meja, kursi
  • Bentuk segitiga atau runcing menunjukkan sedang membutuhkan penyaluran energi yang kuat. Bisa juga menjadi simbol sifat-sifat maskulin. Contohnya : panah, menara, bintang.
 
Ukuran dan Posisi di Halaman
Ukuran objek yang digambar saat coret-coret menunjukkan bagaimana hubungan anak dengan orang lain dan tipe seperti apa mereka di dalam sebuah hubungan. Sementara, posisi coretan di sebuah halaman menunjukkan sikap, perasaan, dan hal yang diprioritaskan.
  • Objek dengan ukuran besar menunjukkan kepercayaan diri dan mudah berbaur dengan orang lain,
  • Objek dengan ukuran kecil menunjukkan kehidupan yang sedikit tertutup dan lebih memilih jadi pengamat ketimbang berinteraksi langsung.
  • Mencoret di posisi atas halaman dikaitkan dengan mimpi dan aspirasi.
  • Mencoret di posisi bawah halaman dikaitkan dengan masalah dengan keamanan.
  • Mencoret di posisi kanan halaman dikaitkan dengan masa depan dan dunia luar.
  • Mencoret di posisi kiri halaman dikaitkan dengan masa lalu dan keluarga.
 
Warna
Warna yang dipilih menunjukkan suasana hati atau emosi saat itu.
  • Merah menunjukkan kegembiraan, ambisi, antusiasme atau juga kemarahan. Warna ini sangat populer untuk anak-anak.
  • Merah muda menunjukkan kebutuhan akan cinta, apresiasi, dan kasih sayang.
  • Hitam dan ungu menunjukkan dominasi dan kemungkinan disukai anak yang cenderung suka menuntut
  • Biru menunjukkan kedamaian, kepercayaan, kesetiaan, dan kedisiplinan
  • Hijau menunjukkan kondisi relaks, natural, atau juga ketidakpuasan.
  • Kuning menunjukkan kebahagiaan dan kecerdasan
 
Nah, bagaimana coretan anak Anda hari ini? Anda bisa mencoba menerka apa arti coretannya. Namun, jangan terburu memvonis kepribadian anak berdasarkan coretannya saja.  Dr. Christopher Hastings, seorang psikolog anak dan remaja dari Middle Tennessee University mengatakan bahwa saat menafsirkan gambar anak-anak, sangatlah penting untuk melihat juga konteks dari anak tersebut. Ia memperingatkan agar orang tua tidak berlebihan mengartikan semua titik dan garis dari coretan anak dan mengabaikan kejadian yang sedang dialami anak atau karakter anak yang sudah mereka kenali.
 
LTF
FOTO: FREEPIK

 



 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia