Balita Juga Bisa Berkebun


Ide menanam sendiri sayuran dan aneka tanaman lain tampaknya sudah bisa Anda tularkan kepada anak sejak dini. Menyaksikan sendiri siklus tumbuh aneka sayuran dan tanaman di halaman rumah merupakan pengalaman menakjubkan untuk anak. Sedikit kotor-kotoran bukan masalah, jika anak mendapat banyak manfaat dari pengalaman yang satu ini.

Apa saja yang perlu Anda persiapkan? Mulailah dengan beberapa jenis bibit sayur yang biasa dikonsumsi sehari-hari, misalnya wortel, sawi, bayam, dsb. Semaikan aneka bibit ini di sepetak tanah kecil di pekarangan rumah. Kemudian, ajak si kecil menyiram bibit-bibit tersebut setiap pagi dan sore (cukup pagi atau sore, jika musim hujan). Dan, saksikanlah perubahan yang terjadi.

Anak akan melihat kuncup-kuncup tanaman di tempat ia menyemaikan bibitbibit sayuran tersebut. Kuncup-kuncup daun tersebut akan terus tumbuh dan bertambah tinggi, hingga akhirnya si kecil bisa memanen sayurnya. Setelah itu, Mama bisa mengajak ia mengolah hasil panennya menjadi menu makan bergizi untuk keluarga. Bayangkan betapa bangganya si kecil, Ma!

Seperti yang dikatakan Rebecca P. Cohen, penulis buku 15 Minutes Outside: 365 Ways to Get Out of the House and Connect With Your Kids, pekarangan rumah adalah penghubung Anda dengan anggota keluarga lain. Anda dapat merencanakan banyak hal dengan pekarangan tersebut, termasuk mentukan jenis tanaman apa saja yang akan ada di sana.

“Ketika satu keluarga berada di pekarangan, semua orang bisa menikmati udara segar dan berolahraga (menggali, mencangkul, mengangkut, dsb.),” kata Rebecca. Anak susah makan? Percayalah, beraktivitas di luar ruangan akan meningkatkan nafsu makannya. “Terlebih, jika mereka bisa mencicipi langsung sayur atau buah hasil panen dari pekarangan sendiri. Ini cara baru, sekaligus sehat, untuk ngemil.”

Tidak Punya Pekarangan? Tidak masalah. Anda masih dapat berkebun di dalam pot atau wadah yang diletakkan di teras atau samping jendela, demikian kata ahli berkebun Rebecca P. Cohen. Untuk memulai, Anda hanya memerlukan ember berdiameter 20cm dengan drainase yang baik (tanah yang terlalu basah adalah musuh tanaman); pot; dan lokasi dengan paparan sinar matahari setiap hari. Wadah juga bisa Anda buat dari sesuatu yang menarik lain, seperti karton susu, keranjang, ember plastik, atau barang-barang daur ulang yang Anda temukan di tempat sampah.

Di bawah ini adalah cara yang bisa Anda coba terapkan untuk mengajarkan si kecil berkebun, sesuai dengan perkembangan usianya:

2 Tahun
Pilih jenis tanaman yang cepat tumbuh. Balita tidak mau menunggu terlalu lama. Anda bisa mengajak ia menanam beberapa biji kacang hijau atau kacang merah di atas bola kapas yang dibasahi di dalam gelas plastik bening atau wadah transparan lain. Letakkan wadah di dekat jendela agar mendapat paparan sinar matahari yang cukup. “Ini adalah cara paling mudah untuk mulai berkebun,” kata Rebecca. Si kecil akan melihat kecambah tumbuh dalam waktu seminggu. Setelah kecambah cukup tinggi, pindahkan ke pot berisi tanah, dan letakkan di pekarangan.

Tak apa-apa jadi kotor. “Berikan ia sekop kecil, dan biarkan ia menggali tanah untuk menggemburkannya, atau bahkan mencari cacing,” kata Rose Judd-Murray, spesialis berkebun dari National Gardening Association. Cara ini akan mengajarkan anak agar tak tumbuh menjadi anak yang mudah jijik.

3-4 tahun
Buat pagar tanaman rambat,
Proyek ini cukup mudah dilakukan, bahkan untuk anak balita sekalipun. Anda cukup menyediakan beberapa batang kayu (kurang lebih berukuran 1,5m), atau bisa juga memanfaatkan cabang-cabang pohon jatuh yang masih cukup kokoh, untuk mendukung tanaman rambat tumbuh. Tancapkan kayu ke tanah sedalam beberapa sentimeter. Anda bisa menancapkannya berjajar, seperti membuat pagar, atau berkelompok dan mengikat bagian atasnya bersama-sama, seperti halnya membuat rangka tenda.  Tambahkan sedikit tanah yang masih baru di sekitar kayu (biarkan si kecil yang melakukan ini!). Kemudian, sebarkan bibit tanaman rambat di sekitar kayu, misalnya kacang panjang. Lihatlah dalam beberapa minggu kecambah tumbuh dan melilit batang kayu.

Gunakan kalender, anak yang masih duduk di bangku prasekolah akan belajar konsep waktu, sekaligus kesabaran, lewat kegiatan berkebun ini. Gunakan kalender untuk menandai hari ia mulai menanam, hari benih berkecambah, dan waktu panen. Agar si kecil lebih bersemangat, dan membuat momen ‘menunggu’ ini lebih berharga, berikan sedikit ‘penghargaan’ dengan mengajak ia menempelkan stiker atau tanda centang di hari-hari ketika ia membantu Anda menyiram tanaman atau membersihkan rumput di sekitar tanaman.

Pilih tanaman yang tepat, Agar tingkat keberhasilan lebih tinggi, pastikan Anda memilih sayuran yang mudah tumbuh, seperti lobak, wortel, dan selada. Atau, bisa juga Anda membelikan benih yang sudah cukup besar dibandingkan ukuran jari-jari si kecil, misalnya bunga matahari dan kacang polong.

5-6 tahun
Pilih sayuran yang cepat dipanen. Agar hasil panen bisa segera dinikmati oleh si kecil, mulailah dengan tanaman sayuran kecil yang bisa segera dimakan, misal baby bokchoy, selada air, dsb. Rasa keberhasilan anak-anak biasanya akan terpacu, begitu hasilnya lebih cepat terlihat.

Baca buku cerita berkebun. Membaca buku tentang berkebun dan membuat kebun si kecil semirip mungkin dengan gambar dan foto di buku akan menyenangkan ia. Dua buku favorit: The Carrot Seed oleh Ruth Krauss dan To Be Like the Sun oleh Susan Marie Swanson. Pilih area di pekarangan yang terpapar sinar matahari, dan semaikan bibit wortel atau biji bunga matahari di tanah atau wadah (pastikan memilih tempat yang cukup lebar karena bunga matahari dapat tumbuh hingga 4 meter!). Si kecil yang masih TK akan takjub dengan betapa tinggi si bunga matahari tumbuh.


Baca juga: Tanam dan Panen Sendiri Jamur Tiram



Foto: Pixabay

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia