Bolehkah Mengabaikan Rengekan Anak?




Perilaku buruk anak-anak terutama di saat Anda terdesak atau saat sedang terburu-buru bisa membawa Anda kepada dua hal: pertama, Anda mungkin marah, kedua, Anda bisa jadi malah langsung melunak dan menuruti permintaannya agar keributan segera usai.
 
Lindsay Gerber, PsyD, psikolog klinis di Child Mind Institute menengarai bahwa dua hal tersebut tidak tepat dalam merespons rengekan dan amukan anak. Sebab, menurutnya, keduanya bisa menjadi bumerang bagi orang tua.
 
Gerber mengatakan bahwa ketika anak merengek untuk perilaku yang tidak baik, cara yang terbaik adalah dengan mengabaikan perilaku tersebut, lalu berikan perhatian tersebut saat berhenti. Tindakan ini disebut dengan 'pengabaikan aktif'.
 
Gerber menjelaskan bahwa dengan Anda mengabaikan suatu perilaku pada saat itu, bukan berarti Anda tidak bisa mengatasinya.  “Saat Anda melihat perilaku yang ingin Anda hilangkan, sebenarnya bukan waktunya untuk berinteraksi dengan anak,” ujar Gerber. "Itu adalah waktu untuk menarik napas dalam-dalam, menyadarinya, mungkin dengan lembut mencoba mengalihkan mereka ke hal lain atau secara aktif mengabaikannya,” imbuhnya.
 
Seperti apa yang dimaksud mengabaikan mereka? Yakni membiarkan anak sampai tenang dengan tetap menjaganya. Atau, mengalihkan perhatian anak yang dapat berupa apa saja, mulai dari menanyakan apakah dia ingin makanan ringan, hingga menunjukkan sesuatu yang menyenangkan, yang akan datang di kalender keluarga. Nanti, ketika keadaan sudah tenang, Anda dapat berputar kembali untuk membicarakan sumber rengekannya dan perilaku negatifnya tadi. Inilah yang dimaksud dengan pengabaian aktif untuk kemudian diberi perhatian positif.
 
“Anda mengirimkan pesan bahwa bertingkah laku (negatif) bukan cara untuk mendapatkan apa yang anak inginkan,” ujar Gerber. Tetapi, Gerber mengingatkan agar Anda memperkuat pesan ini, setelah Anda melihat mereka menenangkan diri atau mematuhi instruksi. “Anda memberikan perhatian Anda,” ingatnya.
 
Setelah Diabaikan, Harus Bagaimana?
Gerber mengatakan bahwa para ahli telah menemukan bahwa memberikan perhatian positif daripada negatif jauh lebih efektif dalam mengubah perilaku. Penelitian menunjukkan bahwa pujian atas perilaku yang Anda harapkan dari anak-anak lebih banyak hasil daripada mengatakan hal-hal yang Anda ingin dia hentikan.

Perhatian positif adalah memusatkan perhatian Anda pada hal-hal positif, bukan negatif. Misalnya, ketika anak Anda berhasil berhenti merengek minta pulang saat Anda benar-benar harus menyelesaikan bertemu dengan seseorang, Anda bisa memujinya dengan. “Kamu bisa sabar menunggu Mama dan mengatasi kebosananmu. Mama bangga, deh. Terima kasih, ya.”
 
Kalimat positif yang deskriptif seperti itu akan lebih efektif ketimbang ketika Anda hanya mengatakan, “Good job!” atau "Anak pinter!". “Tidak peduli usianya, memberi tahu anak-anak bahwa Anda menghargai perilakunya akan membuatnya merasa baik, dan ketika anak tahu persis apa yang dipuji, ia akan lebih cenderung melakukannya lagi di masa depan,” ujar Gerber. Anda bisa memberikan perhatian positif dengan pujian verbal, pelukan, ciuman, tos atau penghargaan.
 
LELA LATIFA
Foto: SHUTTERSTOCK

 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia