Budaya Cium Tangan di Keluarga

Mengajarkan sesuatu pada anak, misalnya budaya cium tangan, sebaiknya tidak dipaksakan. Sopan atau tidak sopannya seorang anak tentu saja tidak hanya dinilai dari mau atau tidaknya ia mencium tangan orang yang lebih tua. Mungkin saja ia belum mampu memahami standar kesopanan yang Anda terapkan, atau mungkin ia belum mau karena sebetulnya masih canggung atau malu.


Sebaiknya berbisiklah di telinganya ketika melihat keponakan Anda mencium tangan orang yang lebih tua, agar ia bisa memperoleh contoh nyata. “Tuh, sepupumu Andre mencium tangan nenek, kan? Itu salah satu cara menunjukkan sikap hormat pada nenek. Kamu pun bisa melakukannya, kok, Sayang.”   


Budaya cium tangan memang semakin meluas belakangan ini. Tapi, orang yang pantas dihormati karena perilakunya yang terpuji, bukan semata karena usia yang lebih tua, status sosial atau pangkatnya lebih tinggi, atau karena lebih kaya.  


Tak perlu memaksakan hal ini padanya, Ma. Bila ia melihat sepupunya melakukan hal itu, mungkin lain kali ia akan melakukannya. Tapi kalau kali ini ia tidak bersedia, tak perlu memaksanya. Sementara ia menyembunyikan wajah di tubuh Anda, cukup raih tangannya dengan lembut dan ulurkan untuk memberi salam.


 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia