Edukasi Anak Tentang Seks dengan 4 Cara Ini


Pendidikan tentang seks tak hanya diperlukan setelah anak memasuki usia akil balik (masa praremaja, lho. Clara Kriswanto, psikolog Jagadnita Consulting, dalam bukunya Seks, Es Krim dan Kopi Susu, mengingatkan bahwa pendidikan seks untuk anak harus dimulai sejak dini, bahkan sejak usia 0 - 5 tahun (masa balita). Dan proses itu akan berlangsung hingga anak mencapai tahap remaja akhir.

Alasannya, pendidikan seks yang ditanamkan sejak dini akan mempermudah anak mengembangkan harga diri, kepercayaan diri, kepribadian yang sehat, dan penerimaan diri yang positif. Di sini peran orang tua benar-benar penting. Anda lah yang paling mengenal kebutuhan anak, paling tahu perubahan dan perkembangan diri anak, serta bisa memberi pendidikan seks secara alamiah sesuai tahap perkembangan yang terjadi.

Hal-hal seperti di bawah ini, menurut Clara, bisa dikembangkan menuju perilaku yang menjunjung sopan santun, serta peduli terhadap moral dan etika. Yang pasti pula, akan sangat berguna dalam pengembangan konsep dan citra diri positif anak dalam kehidupan sosialnya kelak.
  • Ajak anak mengenali bagian tubuhnya, dan jelaskan fungsi setiap bagian dengan bahasa sederhana. Katakan, tubuhnya adalah karunia yang sangat berharga dan harus dijaga dengan baik.
  • Bangun kebiasaan positif. Misalnya, tidak berganti baju di tempat terbuka, tidak pipis di sembarang tempat, dll.
  • Tanamkan pentingnya menjaga organ tubuh tertentu, seperti alat vital, dari sentuhan orang lain. Tentu saja, disertai penjelasan sederhana yang bisa ia terima dan mengerti dengan baik.
  • Biasakan anak berpakaian sesuai identitas kelaminnya sejak dini. Banyak kelalaian orang tua untuk hal ini. Mereka membuat anak perempuan menjadi tomboy, dan anak laki-laki menjadi feminin. Dalam kondisi ekstrem, anak bahkan bisa mengalami kebingungan identitas seksual.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia