Gejala Si Kecil Alami Anemia Defisiensi Besi


 

Salah satu masalah nutrisi yang sering terjadi pada anak-anak adalah anemia defisiensi besi (ADB). ADB lebih sering dialami oleh anak-anak dibandingkan dengan orang dewasa. Masalah ini terjadi akibat kurangnya asupan zat besi pada anak. American Family Physician menyebut bahwa ADB paling sering terjadi pada transisi akhir masa bayi dan menuju masa awal kanak-kanak.

Melansir dari web IDAI, zat besi sangat penting dalam perkembangan sistem saraf, yakni dibutuhkan untuk mielinisasi, neurotransmitter, dendritogenesis, dan metabolisme saraf. Sehingga, kekurangan zat besi akan sangat berpengaruh terhadap fungsi kognitif atau kecerdasan anak. Di samping itu, ADB juga memengaruhi ketahanan fisik anak. Sebab, zat besi juga merupakan sumber energi bagi otot.


Apa saja gejala anak Anda mungkin mengalami anemia defisiensi besi? Berikut pendapat dokter Pediatric Gastroenterology, Hepatology, and Nutrition di Cleveland, Ohio, AS, Dr. Kadakkal Radhakrishnan, MBBS, MD (Peds), DCH, MRCP (UK), MRCPCH, FAAP:

  • Tampak selalu kekurangan energi dan kelelahan.

  • Kulitnya pucat, terutama di sekitar mata lantaran penurunan kadar haemoglobin.

  • Kuku tampak rapuh.

  • Lidah tampak lebih merah dari biasanya dan dengan atau tanpa disertai pecah-pecah di area mulut.

  • Tangan dan kaki terasa dingin.

  • Mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang melambat.

  • Nafsu makannya tidak baik.

  • Sering mengalami napas cepat yang tidak normal.

  • Sering mengalami infeksi lantaran daya tahan tubuhnya menurun.

  • Mengalami gangguan belajar.

  • Memiliki keinginan untuk selalu mengonsumsi makanan yang tidak kaya nutrisi seperti es krim, permen, cokelat, junk food, atau snack.


Gejala yang paling mudah dilihat dari anak-anak yang mengalami anemia defisiensi besi adalah kulit pucat yang berlangsung lama. Akan tetapi, sebagian besar gejalanya tidak bisa terlihat sampai anemia defisiensi besi benar-benar sudah terjadi. Oleh karenanya, bila anak Anda memiliki faktor risiko kekurangan zat besi, pastikan membicarakan dengan dokter dan selalu mengontrol rutin.


Siapa saja yang berisiko lebih besar untuk mengalami anemia defisiensi besi?

  • Bayi yang ibunya kekurangan asupan zat besi saat hamil.

  • Bayi yang lahir prematur atau berberat badan rendah saat lahir.

  • Bayi yang mengonsumsi susu sapi sebelum usia 1 tahun.

  • Bayi dan balita yang tidak mengonsumsi cukup zat besi saat MPASI.

  • Anak-anak vegetarian.

  • Anak-anak yang terlalu banyak konsumsi susu sapi atau susu kedelai.

  • Anak-anak yang obesitas.

  • Anak-anak yang alergi protein susu sapi.

  • Anak-anak yang memiliki masalah dalam penyerapan nutrisi makanan atau malabsorbsi.

  • Anak-anak yang mengalami penyakit kronis.


Baca juga:
HB Anak Rendah? Jangan Sepelekan, Itu Tanda Anemia
Kenali Gejala Anemia Anak
Penyebab Anak Anemia
Beda dari Darah Rendah, Ini Cara Atasi Anemia
 
(LELA LATIFA)
FOTO: FREEPIK
 
 

 
 
 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia