Kenali Gejala Iritasi Usus pada Anak



Beberapa bulan anak terlihat sering mengalami masalah BAB. Kadang dia terkena seperti diare, tapi juga sebaliknya, ia sulit BAB. Nyeri perut dan ketidaknyamanan berlangsung paling tidak 1 kali seminggu dalam kurun waktu 2 bulan terakhir. Mungkin anak terkena Irritable Bowel Syndrome (IBS) atau sindrom iritasi usus. Ciri utama IBS ada 2, yaitu:

1 Rasa tidak nyaman di perut atau sakit perut yang membaik setelah BAB, timbulnya berhubungan dengan perubahan frekuensi BAB, atau perubahan bentuk tinja.

2 Tidak ada bukti peradangan, kelainan anatomi, metabolik atau proses keganasan. Gejala lain yang terkadang menyertai adalah pengeluaran feses/tinja yang abnormal (mengejan, kebelet, atau perasaan BAB tidak tuntas), keluar lendir dan kembung.

IBS merupakan satu dari penyakit saluran pencernaan yang paling banyak terjadi, termasuk pada anak-anak. Berbagai faktor dihubungkan dengan terjadinya IBS seperti genetik, mikrofl ora usus, jenis kelamin, usia, infeksi saluran cerna, makanan, stres, hingga faktor psikososial. Anak-anak remaja muda sering menderita IBS karena faktor-faktor psikis yang berkaitan dengan stres di sekolah maupun di lingkungan rumah.

Diagnosis:
1.Diagnosis klinis lewat penelusuran riwayat penyakit anak, riwayat penyakit keluarga dan riwayat pemberian makanan. Mencari tanda dan gejala alergi makanan yang timbul sejak bayi.

2.Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk penyingkirkan infeksi/ peradangan saluran cerna serta kelainan anatomi.

3.Pemeriksaan feses dan urine untuk menyingkirkan kemungkinan infeksi, atau tanda peradangan.

Penanganan:
Anda harus berkonsultasi kepada dokter untuk mengatasi sakit yang dihadapi anak. Jika si kecil kesulitan BAB, ia akan diberi obat pencahar atau modifikasi pola makan agar mudah BAB. Sebaliknya, bila terkena diare, akan diobati sesuai dengan jenis diare. Obat-obatan yang menghentikan diare biasanya dihindari karena dapat menyebabkan kembung pada anak yang akan memperberat gejala IBS. Cara-cara lain untuk mengobati IBS adalah dengan menyeimbangkan sinyal sinyal yang dikeluarkan otak untuk mengatur saluran cerna.

Terapi ini meliputi terapi psikososial, terapi dengan obatobatan,memodifi kasi diet serta gaya hidup agar anak-anak lebih relaks dan tidak mengalami stres, baik di sekolah maupun di lingkungan rumah. Dianjurkan juga konsumsi makanan yang mengandung banyak serat untuk mengurangi gejala IBS, terutama yang berhubungan dengan konstipasi.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia