Hindari Kesalahan Menjawab Pertanyaan “Dari Mana Bayi Berasal?”



 

Pernah tidak mendengar pertanyaan dari si kecil, “Ma, adik bayi itu asalnya dari mana?” Meskipun tampaknya pertanyaan ini lugu dan sederhana, Anda harus hati-hati menjawabnya agar tidak sampai tergelincir. Sebab, Psikolog Anak & Keluarga, Samanta Ananta, M.Psi, Psi, Psikolog Anak & Keluarga, mengatakan bahwa salah memilih kalimat bisa memiliki pengaruh negatif ke memori anak, bahkan sampai ia dewasa kelak.
 

Samanta mengatakan bahwa masih banyak orang tua yang menggunakan kata “perut” sebagai jawaban dari pertanyaan tersebut. Atau, malahan justru Anda sendiri yang mungkin mengatakan, “Sini, sini, pegang. Ada adik bayi di dalam perut Mama!” Padahal, ini bukanlah cara yang tepat untuk memberi penjelasan pada anak-anak tentang kehamilan.
 

Pentingnya Memilih Kata-kata
 

Ibu satu anak ini mengatakan bahwa untuk menjelaskan tentang kehamilan dan kelahiran, orang tua perlu menggunakan istilah yang sesungguhnya dari setiap bagian tubuh sesuai fungsinya. “Bukan perut, tapi rahim,” tegasnya. Anda juga bisa menyebut janin untuk menyebut adik bayi yang belum lahir.
 

Kenapa masalah istilah saja menjadi sepenting itu, sih? Jangan salah, Ma, kata-kata bisa memengaruhi persepi anak-anak. “Karena kalau kita sebutkan perut saja, nanti anak mikir, sakit, dong. Kita gimana makannya? Karena perut, kan, tempat makanan,” ujarnya. Ia menambahkan, “Kalau rahim, ada, nih, ruangnya khusus buat baby.”
 

Mama bisa menjelaskan bahwa rahim adalah bagian tubuh yang bisa menampung janin hingga lahir. Rahim adalah sebuah keistimewaan yang dimiliki oleh seorang ibu. Sementara, bila Anda hanya menyebut bahwa bayi berada di perut Anda, maka anak-anak bisa kebingungan dan merasa takut untuk hamil, untuk anak perempuan.
 

Keluar Lewat Mana?
 

Nah, setelah penjelasan tentang kehamilan, Anda mungkin perlu bersiap menjawab pertanyaan si kecil tentang kelahiran. Salah satu pertanyaan yang membuat gugup banyak orang tua adalah, “Aku dulu lahirnya bagaimana?”
 

Samanta mengatakan bahwa Anda juga perlu menjawab dengan cara yang sama untuk menjelaskan kehamilan. Artinya, Anda harus menjawab secara spesifik. Anda perlu menjelaskan bahwa seorang bayi yang sudah siap lahir akan keluar dari tubuh ibunya melalui saluran khusus bernama vagina.
 

Bagi Mama yang melahirkan dengan cara caesar, Anda juga perlu menjelaskannya. “Kita perlu jujur. Oh, waktu itu operasi, (ceritakan) apa alasannya,” jelas Samanta.
 

Menjawab Ketakutan Mereka
 

Anak-anak mungkin akan bertanya apakah proses melahirkan itu sakit. “Sakitnya bisa ditolerir,” ujar Samanta memberikan contoh jawaban yang tepat. Anda bisa melanjutkan jawaban itu dengan menceritakan betapa bahagianya Anda akhirnya bisa bertemu dengan si kecil dan memeluknya. “Ada kesan bahwa kehidupan adalah proses yg menggembirakan,” ujarnya. Menurut Samanta, jawaban sejenis ini bertujuan memberikan bayangan atau proyeksi yang baik untuk anak, terutama anak perempuan.
 

Samanta menyampaikan bahwa cerita yang buruk dari orang tua tentang masa kelahiran si kecil dapat berpengaruh negatif ke memorinya. “Dan itu bisa menghambat persalinannya kelak,” imbuhnya.
 

Aturan Lainnya
 

Kehamilan dan kelahiran sebetulnya adalah bagian dari materi edukasi seksual yang memang perlu diberikan pada anak-anak. Akan tetapi, porsi penjelasannya tentu harus berdasarkan usia dan kebutuhannya.
 

Samanta mengingatkan agar orang tua mengobservasi dulu pemahaman anak-anak sebelum menjawab pertanyaannya. Anda bisa mencoba mengajukan pertanyaan, “Ehm, menurutmu bagaimana?” sebelum menjawab setiap pertanyaannya.
 

Di samping itu, pastikan Anda menjawab sesuai kebutuhannya. Apabila ia tidak bertanya lebih lanjut, maka akhiri obrolan.
 

Bila Anda tidak bisa menjawab pertanyaan si kecil dikarenakan belum mengerti jawabannya atau masih gugup, Anda bisa menunda untuk menjawab. Anda bisa berkata, “Maaf, mama belum siap. Bagaimana kalau mama menyiapkan diri dulu 1-2 hari. Kemudian mama akan jelaskan.”
 

Bila si kecil masih penasaran dan melanjutkan bertanya, “Kenapa nggak siap? Itu pertanyaan mudah.”. Anda bisa menutup dengan jawaban, “Iya benar, tapi Mama mau menyiapkan diri untuk pertanyaan kamu berikutnya. Mama mau diskusi dulu sama dokter, psikolog, atau Papa.”

 

Baca juga:

Lakukan 9 Hal Ini Saat Anak Bertanya Soal Seks

Edukasi Seks pada Anak Sejak Dini, Ini 9 Manfaatnya!

Tahapan Edukasi Seksualitas Sesuai Usia Anak

Buku Anak Tentang Edukasi Seks, Perlukah Orang Tua Khawatir?

Edukasi Anak Tentang Seks dengan 4 Cara Ini

 

 

(LELA LATIFA)

FOTO: FREEPIK

 





Video

Lindungi Anak dari Kejahatan Pedofilia


Polling

Hindari Kesalahan Menjawab Pertanyaan “Dari Mana Bayi Berasal?”

Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia