Jika Anak GTM dan Malas Makan




Apa yang dimakan dan bagaimana anak makan tidak bisa hanya dilihat dalam satu hari untuk memvonis ia tidak cukup makan atau butuh asupan tambahan.
 
Sarapan tidak dihabiskan, pas makan siang malah menolak menunya, camilan pun tak disentuh. Aduuuh. Mama biasanya langsung panik kalau lihat anak malas makan. Kita semua tahu bahwa untuk  meningkatkan berat badan anak-anak memang butuh perjuangan. Tiap makanan anak tidak habis, Mama langsung cemas anak akan kurang makan. Apalagi bila anak menolak makan alias melakukan Gerakan Tutup Mulut (GTM), pasti kecemasan Mama menjadi berkali-kali lipat.
 
Belum lagi bila orang-orang sekitar membandingkan anak dengan anak lain yang makannya lahap dan badannya lebih berisi. Kadang, karena komentar kakek-nenek, om-tante, maupun kerabat, Mama jadi sering khawatir melihat proses makan anak.
 
Tapi tunggu dulu, Ma. Jangan buru-buru panik.
 
Lihat dalam 1 Minggu, Bukan 1 Hari Saja
Anda sebaiknya tak perlu cemas ketika di jam makan ini anak tidak menghabiskan makanannya. Atau, bahkan ketika di hari tertentu ia terlihat seperti tak mau makan sama sekali. Tunggu dan Anda akan mendapati bahwa si kecil benar-benar tidak kekurangan makan seperti yang Anda khawatirkan.
 
Amy Saphiro, M.S., R.D., C.D.N., pendiri sekaligus direktur Real Nutrition, jasa konsultasi nutrisi dan gaya hidup sehat di New York, AS menyarankan orang tua untuk menilai proses anaknya dalam satu minggu, bukan hanya satu hari. “Secara umum, anak Anda akan mengonsumsi cukup nutrisi baik yang mereka butuhkan selama seminggu. Hanya saja pada hari tertentu, mereka mungkin lelah atau tidak lapar.”
 
Anak-anak, sama seperti orang dewasa-kadang tidak berselera makan. Suatu hari mereka mungkin malas makan. Hari berikutnya mereka mungkin hanya ingin makan protein saja dan mengabaikan sayur. Hari berikutnya mereka justru mungkin hanya ingin makan yang segar-segar saja seperti buah dan sayur. Dalam satu minggu, mereka akan memenuhi seluruh nutrisi yang dibutuhkannya. Menurut Amy, ini adalah kemampuan alami yang dimiliki anak-anak dalam membaca kebutuhan tubuhnya sendiri. Jadi, orang tua disarankan agar lebih percaya kepada anak.
 
Dampak Menilai Hanya dalam Satu Hari Saja
Hanya melihat apa yang dimakan dan bagaimana anak makan dalam sehari, Mama jadi rentan memaksanya untuk selalu menghabiskan makanannya di tiap waktu makan. Berbagai rayuan seperti, “Ayo ini suapan terakhir,” yang tak pernah benar-benar menjadi yang terakhir bagi anak akan terasa berat baginya.
 
Hal itu dapat membuat anak-anak trauma dan jadi malah ingin menghindari waktu makan. Padahal tentu bukan hal ini yang Anda inginkan.
 
Di samping itu, orang tua bisa jadi selalu menawarkan makanan pengganti, bahkan di luar jam makan untuk memastikan anak benar-benar cukup makan. Hal ini tentu tidak baik lantaran bisa menyebabkan anak terlalu banyak makan dan meningkatkan risiko obesitas.
 
Pegangan Utama Mama
Natasha Burgert, M.D., F.A.A.P., dokter anak di Kansas City, Missouri, AS mengatakan, “Sangat mudah bagi orang tua untuk melihat masalah yang sebenarnya tidak ada. Kita sering mencerminkan nilai-nilai dan gagasan kesehatan dengan ukuran orang dewasa kepada anak-anak kita, yang membuat kita percaya bahwa mereka kekurangan gizi.”
 
Menurutnya, bila timbangan berat badannya seimbang dan sesuai grafik pertumbuhan, maka anak baik-baik saja dan tak perlu suplemen tambahan.
 
Jadi, jangan hanya menilai proses makan dalam satu hari saja. Yang paling penting adalah Mama perlu terus memantau grafik pertumbuhannya.
 
Baca juga:
Anak Picky Eater Karena Tongue Tie dan Lip Tie
3 Kesalahan Orang Tua Yang Membuat Anak Jadi Picky Eater
Cara Atasi Kebiasaan Anak Mengemut Makanan
4 Masalah Makan Anak 4-6 Tahun
 
LTF
FOTO: SHUTTERSTOCK

 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia