Kedekatan Istimewa Anak Kembar


Salah satu keistimewaan dimiliki anak kembar adalah mereka selalu bisa menemukan ‘peer group’ mereka di rumah. Kalau ada satu anak duluan lahir, kemudian memiliki adik yang berbeda umur, meskipun hanya berbeda umur dalam hitungan bulan atau tahun, dia pernah merasakan sendirian. “Sementara anak kembar, dari lahir, benar-benar setiap hari dia punya teman, saudara kembarnya. Dia selalu memiliki teman untuk diajak berbagi, bertengkar, belajar. Istilahnya, anak kembar selalu memiliki sparring partner,” kata Nessi Purnomo, psikolog anak.

Kedekatan antara sepasang anak kembar pun memang sangat istimewa. “Sejak bayi mereka selalu bersama, sudah terbiasa berbagi dari awal. Ini yang membedakan anak kembar dengan anak yang tidak kembar,” jelas Nessi. Lantas apakah mereka yang bukan anak kembar tak bisa memiliki hubungan yang ekstra dekat seperti anak kembar? “Tentu saja bisa,” ujar Nessi. Tetapi ada yang membedakan. Anak kembar berbeda umur mungkin hanya dalam hitungan menit. Karena itu, perlakuan orang tua pada si kembar umumnya tidak berbeda jauh. Sementara untuk kakak dan adik yang berbeda umur dalam hitungan bulan atau tahun, sering kali di kultur masyarakat Indonesia orang tua berharap si anak yang lebih tua selalu mengalah kepada adiknya. Ketika si adik menangis, misalnya, orang tua kerap menyalahkan si kakak, meskipun belum tentu si kakak yang salah.

Ekspektasi orang tua yang berbeda kepada kakak dan adik bisa mengakibatkan kedekatan antara saudara yang bukan kembar terganggu. Mereka merasa orang tua tidak adil dalam bersikap. Si kakak merasa selalu disalahkan, sehingga timbul rasa iri kepada adiknya. Ketika rasa iri sudah muncul, hubungan kakak-adik pun bisa terganggu. “Kalau orang tua bisa bersikap adil, kedekatan antara kakak dan adik bisa tercipta karena mereka merasa tak dibeda-bedakan,” jelas Nessi.

Satu hal yang perlu diamati oleh orang tua adalah tidak membiarkan si kembar terlalu tergantung satu sama lain. "Jadi kalau si kembar di sekolah hanya mau bermain dengan saudara kembarnya, sehingga sulit bersosialisasi dengan teman-temannya yang lain, maka mereka harus, 'dipisah',” tegas Nessi. Menurut Nessi, dengan memisahkahkan si kembar dalam kelas yang berbeda, si kembar akan belajar mandiri. “Anak kembar harus diberi pengertian bahwa mereka tidak selamanya akan selalu bersama. Suatu hari nanti mereka mungkin akan kuliah di tempat berbeda, lalu menikah dan tinggal di rumah yang berbeda,” paparnya. Sangatlah penting bagi anak kembar melatih kemandirian dan membuka diri dengan lingkungan sekitar. Jangan sampai mereka menganggap tidak perlu bersosialisi karena telah merasa ‘cukup’ dengan kehadiran kembarannya.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia