Kejang Demam, Haruskah ke Dokter Khusus?

Hanya 1 dari 25 anak demam yang bisa mengalami kejang demam. Kejang demam adalah timbulnya kejang akibat demam, serta bukan akibat adanya suatu kelainan di otak seperti meningitis (radang selaput otak) atau ensefalitis (radang otak). Jadi, berbeda dengan kejang akibat infeksi otak.

Meski tampaknya mengerikan, kejang demam tidak berbahaya. Bahkan kejang demam tidak menyebabkan anak terganggu intelegensianya.

Kejang demam TIDAK BISA dicegah! Pemberian obat demam tidak akan mencegah kejang demam. Juga tidak dianjurkan untuk memberi obat penenang untuk mencegah terjadinya kejang demam.

Yang harus dilakukan adalah:

• Memiliki persediaan obat sesuai petunjuk dokter. Jika anak kejang, segera berikan obat tersebut.

• Risiko kejang demam berulang saat anak demam lagi adalah bila kejang demam pertama di usia kurang dari 15 bulan, ada riwayat kejang demam di keluarga, ia berjenis kelamin laki-laki, atau bila kejangnya bukan kejang seluruh tubuh. Biasanya setelah usia 5 tahun, anak tidak lagi akan mengalami kejang demam.

• Anda bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis anak sub bagian neurologi jika kejang selalu berulang, kejangnya lama, atau kejangnya tidak seluruh tubuh.

• Biasanya dokter akan menganjurkan pemeriksaan rekam otak, yaitu EEG (electroencephalogram) untuk melihat ada tidaknya abnormalitas gelombang listrik di otak. Jika kejang demam biasa, Anda tidak perlu membawa anak ke dokter khusus. (Foto: dok. Feminagroup.)

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia