Keuntungan Gabung ke Komunitas Autisme

Tentu tidak mudah bagi orang tua mana pun saat mendengar anaknya didiagnosis autis. Membingungkan. Tidak tahu harus bagaimana. Karena itu, menurut Stanley Bratawira, psikolog (konsultan dalam bidang gangguan spektrum autisme), sebaiknya orang tua anak penyandang autisme bergabung dalam komunitas autisme.

“Selain mendapat banyak informasi, Anda tidak akan merasa sendiri. Banyak orang yang akan memberikan dorongan semangat, menceritakan pengalaman-pengalaman mereka saat menghadapi masalah-masalah yang sama, hingga berbagi tentang bagaimana berpikir positif saat menghadapi masalah. Sehingga, Anda tidak akan merasa memiliki anak autis adalah hal fatal. Selalu ada harapan,” ungkap Stanley.

Tidak ada salahnya untuk bergabung dalam beberapa komunitas, sehingga mendapat lebih banyak informasi dan dukungan. Informasi yang didapat akan lebih beragam, mulai dari terapi yang sedang in atau metode pengobatan dan penanganan terbaru, tempat terapi, di mana mencari terapis yang tepat, sekolah, tempat menjual suplemen, cara menangani anak tantrum, hingga mood swing.

“Masalahnya, kebutuhan tiap orang tua berbeda, karena kondisi anak juga berbeda-beda. Cari yang paling masuk di akal, mudah dicerna, dan yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda,” kata Stanley.

Penanganan anak penyandang autisme memerlukan kekompakan kedua orang tua. Idealnya, keduanya ikut dalam komunitas. Tetapi, jika hanya salah satu, maka yang lainnya sebaiknya mentransfer informasi-informasi berguna yang didapat. Jika ada anggota keluarga lainnya tinggal serumah, misalnya kakek dan nenek, sebaiknya mereka dilibatkan juga. Selain beban orang tua menjadi lebih ringan, anak akan tumbuh dengan baik jika mendapat dukungan dari lingkungan.

Bagi masyarakat awam, gerakan dari komunitas-komunitas tentu memiliki dampak dan tujuan juga. ”Untuk membangun kepedulian, penerimaan, mengurangi salah kaprah, dan meningkatkan rasa kemanusiaan. Dengan demikian, anak-anak penyandang autisme tidak didiskriminasi, diperlakukan wajar (sama dengan anak-anak lainnya), dan diberi peluang karena tidak ditutup kesempatannya. Mereka harus diberi akses supaya lebih berkembang, sehingga sama dengan orang lain dan kelak menjadi manusia mandiri,” kata Stanley. (Penulis: Gracia Danarti/foto: dok. Feminagroup)

Baca artikel penting tentang autisme lainnya, di sini!

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia