Inilah Kelebihan Anak yang Humoris



Meski anak yang jarang serius mungkin terlihat lucu. Namun di mata mereka yang serius, anak seperti itu mungkin terasa mengganggu. Contohnya, ketika guru sedang menerangkan dengan serius dan seluruh murid mendengarkan, celetukan iseng seorang anak humoris dapat membuyarkan konsentrasi seluruh anggota kelas. Selain itu, mereka yang terlalu suka membanyol kadang disisihkan saat ada tugas-tugas yang menuntut keseriusan. Oleh karena itu, jadi anak humoris, jika tak tahu batasnya, dapat merugikan.

Walaupun demikian, sebenarnya banyak sekali keuntungan menjadi anak humoris. Biasanya, anak humoris disukai teman, sehingga mudah masuk berbagai kelompok pergaulan. Kualitas hubungan dengan orang lain juga lebih baik, karena relasi terasa lebih santai. Secara emosional, menjadi humoris juga banyak untungnya. Anak jadi lebih mampu menangani stres yang ia alami, contohnya stres akibat diganggu kakak atau adiknya.

Berbeda dengan anak tak humoris, anak humoris juga cenderung lebih spontan, dan mampu melihat berbagai hal dari sudut pandang berbeda. Ia mampu memikirkan ide-ide yang tak umum, bahkan berbeda dari orang lain. Contohnya, ketika diberi balon, ia dapat memikirkan menukar kepalanya dengan balon. Imajinatif, bukan?

Ia pun lebih tangguh menghadapi macam-macam masalah, misalnya pindah ke kota lain atau mendapat bullying dari teman-teman. Tahukah Anda bahwa tertawa itu baik bagi kesehatan? Ya, anak humoris bisa lebih sehat, karena denyut jantung dan tekanan darah lebih normal, pencernaan cenderung lebih lancar. Imunitas tubuh juga lebih kuat, sehingga anak jadi lebih jarang sakit. Risiko depresi juga berkurang. Dengan demikian, anak jadi lebih sehat fisik maupun psikis.

Dengan banyaknya keuntungan bagi si humoris, Anda jadi ingin, kan, memiliki anak humoris? Bagaimana caranya?

Dari penelitian para ahli, ada 2 area otak yang terstimulasi ketika seorang anak mendengar cerita humor. Ada bagian temporo-occipito-parietal junction (bagian otak yang menolong kita menerima dan menghargai hal-hal tak terduga dalam hidup kita) dan bagian otak tengah (bagian yang menolong kita memproses perasaan senang atau puas). Semakin berkembang kedua bagian ini, semakin berkembanglah selera humornya.

Tentu saja anak lucu tak lahir begitu saja. Para ahli mengatakan bahwa selera humor bukanlah sesuatu yang terberi sejak lahir (walaupun tentu saja papa dan mama lucu lebih mungkin memiliki anak lucu). Jadi, berita gembiranya, seserius apa pun anak, Anda punya kesempatan membesarkannya sebagai komedian. Apa yang bisa dilakukan orang tua agar anak berselera humor? Tentu saja dimulai dari orang tua. Jika mama dan papa terlalu serius, bahkan selalu menghukum perilaku ‘nyeleneh’ anak, kelucuannya pun tak terstimulasi. Sementara itu, semakin nyaman anak menyampaikan apa pun pendapatnya, dan semakin banyak bercanda dengan kedua orang tuanya, sisi humorisnya semakin terasah. Apalagi kalau mama dan papa berlaku konyol dan bersedia ditertawakan oleh anak.

Foto: TPGNews

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia