Kurangi Berkata \'Tidak\' pada Anak, Ini Caranya!




Nggak mau!”
No, no, no!”
“Tidak, Mama!”
 
Balita Anda sedang gemar mengatakan ini, Ma? Kadang-kadang lucu menggemaskan, tapi tidak jarang bikin Anda kesal, kok, semuanya ditolak, dijawab , “Nggak,” melulu, ya? Apa ini ciri-ciri pembangkang?
 
Hey, Ma, jangan berpikir negatif dulu, ya…. Ini salah satu perkembangan anak.
 
Baca juga: Anak Mulai Membantah? Ini Penyebabnya!
 
Ternyata, cukup banyak batita atau balita yang menjadikan ‘tidak’, ‘nggak’, atau ‘no’ sebagai kata favorit mereka. Pada awalnya, itu bisa disebabkan alasan fisiologis, yakni kata ‘ga’ (ungkapan dari ‘tidak’) lebih mudah diucapkan. Mungkin juga anak lebih sering mendengar kata ‘tidak’ daripada ‘ya’, karena ia dilarang oleh orang dewasa di sekitarnya.
 
Tetapi kemudian, alasan negativisme anak itu bisa bergeser dari fisiologis ke psikologis. Ia lebih suka bilang ‘tidak’ daripada ‘ya’ karena ungkapan negativitas itu bisa mengungkap identitas yang baru ia temukan. Dengan mengulang kata ‘tidak’, ia melatih otot-ototnya untuk mengantisipasi kemandirian yang sedang muncul, sekaligus menjajaki otoritas dan otonominya.
 
Baca juga: Anak Menolak Makanannya, Ini Solusinya!

Yang perlu diingat, tingkah laku negatif anak bukan cerminan dari diri Anda sebagai orang tua, atau anak sebagai pribadi. Semua anak akan melalui tahap negatif di awal tahun kedua (kadang lebih dini). Pada ulang tahunnya yang kedua, umumnya anak mulai berpikir dan bertindak secara lebih positif dan kooperatif. Sambil menanti, Anda bisa melakukan langkah-langkah berikut:
 

1. Batasi penggunaan kata ‘tidak’.
Anak-anak akan belajar lebih banyak melalui contoh daripada lewat perintah atau larangan. Jika Anda tidak mau menerima jawaban ‘tidak’, lebih hati-hatilah dalam menyusun kalimat. Misal, daripada bilang, “Ayo, cuci tangan sekarang,” yang akan ‘berisiko’ anak menjawab, “Nggak mau!” maka lebih baik Anda mengatakan, “Kamu mau cuci tangan di kamar mandi atau wastafel?” Dengan memberikan opsi seperti itu, anak dikondisikan untuk tidak menjawab dengan kata ‘tidak’, ‘no’, atau ‘nggak’.  
 

2. Jangan tertawa, bila ia bilang ‘tidak’.
Sikap Anda ini bisa membuat ia kesal dan semakin bertambah negatif. Walaupun lucu dan menggemaskan, tahan tawa Anda, ya. Jika anak sudah telanjur mengatakan, “Nggak!” Anda bisa mengulang pertanyaan atau instruksi Anda dengan cara berbeda dan memberinya opsi jawaban.
 

3. Memuji tindakan positif.
Percaya, deh, Anda akan menemukan bahwa kata-kata pujian terhadap tingkah laku positif akan lebih efektif memperbaiki sikapnya ketimbang memberi hukuman terhadap tingkah laku negatif.  Anda perlu tahu juga Cara Efektif Memuji Anak agar sasarannya tepat.
 

4. Mengalahlah.
Jangan selalu memaksa dan berpikir bahwa anak harus selalu menurut kepada Anda. Kalau selalu diperintah, lama-kelamaan akan timbul niat dalam diri anak untuk memberontak. Sesekali tak ada salahnya Anda mengalah kepada anak, terutama pada hal yang sifatnya tidak terlalu mendesak. Misal, ia menolak diajak masuk ke dalam satu butik lagi ketika sedang jalan-jalan di mal. Legawa saja, Ma, untuk tidak masuk ke butik itu. Toh, tidak mendesak, lain kali Anda masih bisa mendatanginya lagi, bukan.
 

Baca juga:
Lakukan 6 Cara Ini Bila Anak Anda Suka Membantah
Ajarkan Anak Mengenal Aturan
Anak Selalu Menolak Disisir, Terapkan 6 Tip Ini
Kapan Anda Perlu Memuji Anak?
 
Foto: 123rf
Updated: Desember 2021

 


Topic

#balita #pengasuhananak #parenting #parentingstyle

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia