Mengapa Perlu Negosiasi dengan Anak?

Anak sering menawar keinginannya? Ajak anak negosiasi, Ma. Negosiasi bukan harus Anda saja yang menang, Anda harus tetap mendengarkan kemauan anak dan membiarkan ia memikirkan solusi sendiri.


“Negosiasi bukanlah tentang win win,” tegas Deborah Kolb, penulis buku Everyday Negotiation: Navigating the Hidden Agenda of Bargaining. Namanya negosiasi tidak bisa semua pihak sama-sama menang. Tetap saja, harus ada yang dikorbankan dari kedua pihak jika ingin mencapai kata sepakat.


Terlebih lagi, yang dihadapi adalah anak usia prasekolah. Tidak akan bisa kata sepakat itu diperoleh begitu saja tanpa harus ada ‘perlawanan’ dan hujan pertanyaan dari mereka. “Kesediaan  mendengar, dan menuruti (sedikit) kemauannya, tidak akan membuat Anda menjadi seorang mama penurut, kok. Sebaliknya, itu artinya Anda adalah ‘mama cerdas’.” 

Menurut psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjojo, Psi, anak memasuki usia 1,5 sampai 4 tahun, itu adalah masa-masa mereka memang sedang mengembangkan autonomy. Ingin mencoba segala sesuatu sesuai kehendaknya sendiri. Maunya membatasi intervensi dari luar seperti aturan dan larangan. Mereka jadi seolah susah diatur, apa yang dilarang malah dilakukan.


Untuk itu, memang perlu kesabaran ekstra dalam menghadapi anak di masa perkembangan ini.  “Autonomy adalah aspek yang bagus dikembangkan di dalam diri anak agar kelak dia bisa mandiri dalam mengambil keputusan dan percaya diri. Sebaiknya, potensi ini jangan dimatikan dengan menekan anak. Kreatiflah dalam bernegosiasi, jangan terpaku pada satu cara saja,” saran Vera.  


Baca juga: Bila Anak Selalu Bilang Tunggu


 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia