Mengenal Neuroblastoma pada Anak


Masih ingat dengan Fang Fang? Ia adalah gadis kecil yang meninggal dunia awal tahun ini, akibat neuroblastoma atau kanker saraf yang ia derita. Kisahnya sempat menjadi viral di media sosial.

Mendengar kata kanker, siapa pun akan bergidik. Terlebih penyakit ini tak mengenal usia. Tak hanya orang dewasa, anak-anak, bahkan bayi sekalipun, bisa terkena kanker. Yang belum lama ini ramai diperbincangkan adalah neuroblastoma, atau kanker saraf.

Seorang gadis kecil yang baru berusia 1 tahun 4 bulan, Fang Fang, meninggal dunia pertengahan Januari lalu akibat kanker ini. Apa itu neuroblastoma? Neuroblastoma merupakan tumor yang paling sering muncul pada anak berusia kurang dari 5 tahun. Tumor ini paling sering ditemukan berada di sekitar kelenjar adrenal yang mengatur banyak fungsi penting di dalam tubuh, di antaranya menghasilkan berbagai hormon. Pada beberapa kasus, tumor ini bisa dideteksi lewat USG saat janin masih berada di kandungan.

Sel-sel saraf, serat saraf, dan sel-sel kelenjar adrenal berkembang dari neuroblast atau sel saraf yang belum matang. Perubahan ini terjadi saat janin berkembang di dalam rahim. Setelah lahir, normalnya tidak ada lagi neuroblast yang tersisa. Jika pun masih ada, neuroblast akan berangsur-angsur matang atau hilang dengan sendirinya. Pada kasus neuroblastoma, sisa neuroblast yang ada
tersebut bukannya menjadi matang atau menghilang, melainkan terus berkembang dan membentuk tumor.

Seperti jenis kanker lain, hingga saat ini, para ahli belum bisa memastikan penyebab sel-sel saraf yang belum matang ini bermutasi dan berkembang menjadi neuroblastoma. Diduga, ini berhubungan dengan faktor lingkungan, genetik, dan ras.

Untuk melakukan diagnosis neuroblastoma, selain melakukan wawancara dan pemeriksaan terhadap fisik pasien, dokter kemungkinan akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang, seperti tes darah dan urine. Anak penderita neuroblatoma biasanya memiliki kadar zat katekolamin yang sangat tinggi. Metode pemeriksaan lain adalah dengan pemindaian, misalnya USG, CT scan, dan MRI scan. Prosedur-prosedur ini bertujuan melihat adanya gumpalan tumor di bagian tubuh, serta apakah kanker sudah menyebar ke area lain di dalam tubuh.

Baca juga: 8 Jenis Kanker Ini Paling Sering Terjadi pada Anak

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia