Menghadapi Balita yang Agresif




Anak tantrum adalah hal yang hampir pasti dihadapi semua orang tua. Penting untuk mengetahui cara menghadapinya. Ketika anak berteriak dan menangis, ikut berteriak atau menyuruhnya diam tentu bukan pilihan yang baik. Di kondisi seperti itu, orang tua bisa berdiam diri dan membiarkan anak menenangkan diri dulu sebelum diajak bicara.
 
Namun, ketika anak sudah main fisik atau menunjukkan agresivitas dengan cara memukul, meninju, atau menendang, maka hal tersebut tidak bisa didiamkan begitu saja. Sebab, selain bisa melukai, kebiasaan ini akan memengaruhi cara mereka dalam mengelola emosi dan konflik di kemudian hari.
 
Bukan Tanda Anak Kasar atau Tidak Sopan
Elizabeth Panley, Penulis The No-Cry Discipline Solution mengatakan bahwa anak-anak menggunakan perilaku agresif seperti memukul atau menendang bukan karena mereka kasar atau kejam. Hal tersebut adalah sebuah reaksi dari ketidakmampuan mereka untuk mengendalikan diri.
 
Oleh karenanya, cara yang dapat dilakukan orang tua adalah menangani rasa frustrasi dan amarah mereka dengan cara yang tepat.
 
Lalu, apa yang bisa dilakukan orang tua untuk merespons anak yang agresif?
 

  • Katakan: “Stop!”
Begitu anak meluncurkan perilaku agresifnya, maka segera minta ia untuk berhenti memukul, meninju, atau menendang sesingkat mungkin. Rentang perhatian anak-anak masih sangat singkat untuk memahami instruksi yang terlalu panjang, lebih-lebih saat mereka emosional.
 
  • Fokus pada Korban
Ketika anak berperilaku agresif, akan sangat mudah bagi orang tua untuk terpancing menghakimi perilakunya sebagai kasar, jahat, atau tidak sopan. Justru, yang sebaiknya dilakukan orang tua adalah fokus kepada korban (bisa jadi Anda sendiri) yang merasa tersakiti atau mungkin terluka. Katakan, “Mama/Papa sakit kalau kamu pukul.” Hal ini akan membuat anak belajar bahwa perilaku yang mereka lakukan akan menyakiti atau merugikan orang lain.
 
  • Jaga Kelembutan
Walaupun tersakiti, coba untuk tetap bersikap lembut kepadanya. Di saat emosinya tidak stabil, bentakan justru akan mengacaukan. Tawarkan pelukan atau sentuhan untuk menenangkannya.
 
  • Ajak Mengenali Emosi
Setelah anak berhenti melakukan perilaku agresif, ajak ia untuk mengenali emosinya. Tanyakan, “Kamu lagi marah, ya? Kesal? Atau kecewa?” Dengan terbiasa melabeli emosi dengan tepat, ia akan lebih mudah mengidentifikasi emosinya. Hal tersebut dapat meminimalisasi risiko tantrum.
 
  • Menyalurkan Energi
Saat memiliki emosi negatif, wajar bila anak-anak ingin membuang energi tersebut dengan gerakan fisik. Agar mereka tidak menyalurkan energinya ke dalam bentuk agresivitas yang menyakiti orang lain, ajarkan mereka cara lain untuk menyalurkan energi, misalnya dengan menginjak-injak tanah, tarik napas, atau melakukan butterfly hug dengan cara kedua tangan dilipat kemudian menepuk-nepuk lengan.

 
Baca juga:
5 Cara Mendisiplinkan Balita yang Hobi Memukul Teman
Bila Anak Suka Memukul Tembok
Anak Suka Memukul Teman, Apa Sebabnya?
 
LTF
FOTO: SHUTTERSTOCK
 
 

 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia