Orang Tua Wajib Tahu, Ini Gejala Omicron pada Anak

gejala omicron pada anak


Omicron atau Virus COVID-19 Varian Varian B.1.1.529 telah masuk Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI per 9 Januari 2021, ada 414 kasus Omicron di Indonesia. Ini tentu membuat Anda sebagai orang tua menjadi khawatir, apalagi anak-anak sudah mulai Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
 
Omicron yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan memang menginfeksi mahasiswa sebelum kemudian menularkan kepada yang lain. Tapi, bukan berarti anak-anak aman dari varian ini. Amerika Serikat adalah salah satu negara yang telah melaporkan peningkatan kasus Omicron pada anak. Melansir informasi yang dikeluarkan oleh American Academy of Pediatrics dari NBC, hingga akhir Desember 2021, ada lebih dari 325.000 kasus COVID-19 pada anak. Oleh karena itulah, negara Paman Sam tersebut memutuskan menunda sekolah tatap muka.
 
Menyebabkan Peningkatan Rawat Inap
Omicron disebut-sebut lebih mudah menular dengan masa inkubasi hanya tiga hari. Walaupun banyak yang mengatakan bahwa gejala Varian Omicron relatif lebih ringan dibandingkan dengan Varian Delta, akan tetapi kita perlu lebih waspada untuk kasus anak. Melansir dari CNN, Kepala Petugas Medis di Texas Children's Pediatrics & Urgent Care di Houston, Dr. Stanley Spinner menyebut bahwa dirinya tidak melihat bukti bahwa varian tersebut memang lebih ringan. Sebab, dalam amatannya, terjadi peningkatan kasus rawat inap anak-anak dengan omicron sampai 48%.
 
Spinner menyampaikan bahwa jika anak-anak sudah sampai harus menjalani rawat inap di rumah sakit karena COVID-19, maka artinya kondisinya sudah cukup parah. Hal itu dikarenakan di kondisi tersebut, anak-anak sudah sangat membutuhkan bantuan oksigen dan cairan infus.
 
Balita Lebih Rentan
Mark Kline, MD., Kepala Dokter Rumah Sakit Anak New Orleans, AS sebagaimana dilansir dari Sindonews, mengatakan, “Jika ada yang mengatakan bahwa penyakit ini 'tidak berbahaya' untuk anak-anak. Tidak (itu salah).”
 
Mark menyampaikan bahwa pada 3 Januari 2022, ada 14 anak yang diwarat di rumah sakitnya lantaran COVID-19 di mana tiga di antaranya harus menjalani perawat intensif. Ketiga anak tersebut menurut keterangan Mark berusia kurang dari 2 tahun dan yang termuda baru berusia 8 minggu. "Sebagian besar anak yang sakit parah tidak divaksinasi atau belum divaksinasi lengkap," ujarnya. Risiko tersebut bisa bertambah bila orang tua atau keluarga yang tinggal bersamanya juga menolak divaksinasi COVID-19
 
Bagaimana Kita Tahu Bahwa Anak Kita Terinfeksi Omicron?
Sejauh ini, gejala omicron masih sangat luas dan berbeda antarindividu. Bila gejala varian COVID-19 sebelumnya mayoritas berupa batuk, demam, dan kehilangan indra perasa atau penciuman, gejala omicron justru disebut lebih mirip dengan pilek biasa. Beberapa gejala lain yang ditunjukkan antara lain adalah hidung tersumbat, sakit tenggorokan, atau sakit kepala.
 
Lalu bagaimana membedakan omicron dengan pilek biasa? Mengutip dari detik.com, Kepala European Society of Clinical Microbiology and Infectious Diseases dari Aarhus University Hospital di Denmark, Prof. dr. Eskild Petersen, menyampaikan bahwa sekalipun omicron dan flu memiliki kemiripan gejala, keduanya masih memiliki perbedaan. Ia menjelaskan bahwa flu lebih menimbulkan nyeri otot dan nyeri punggung dibandingkan dengan COVID-19 varian Omicron.
 
Ketahui Perbedaan Gejala Flu, Pilek, dan COVID-19 lebih lengkap.
 
Selain itu, orang tua juga perlu mewaspadai gejala lain yang diungkap oleh CDC, seperti anak kelelahan, berkeringat di malam hari, sesak napas atau kesulitan bernapas, diare, serta kesulitan beraktivitas.
 
Bila Anak Menunjukkan Gejala
Bila anak menunjukkan gejala, sekalipun itu ringan, CDC menyarankan untuk segera melakukan tes sembari melakukan isolasi mandiri agar dapat memimalkan risiko penularan lainnya.
 
Untuk Diperhatikan
Omicron tidak memandang bulu. Mereka bisa menyerang siapa saja. Anak-anak di bawah 6 tahun yang belum bisa mendapatkan vaksin COVID-19 bisa jadi lebih berisiko. Apalagi, bila anak-anak ini sudah aktif berkegiatan di luar rumah seperti mengikuti PTM di sekolah, mengaji di TPQ, atau mengikuti les.
 
Baca juga: Daftar Aktivitas Berisiko Tertular Covid-19
 
Oleh karena itu, jangan sampai kita meremehkan risiko penyakit ini pada anak-anak. Orang tua harus selalu menjaga protokol kesehatan saat di luar rumah agar tidak membawa pulang virus ke rumah. Selain itu, anak-anak juga harus terus dikawal agar menjalankan protokol kesehatan dengan benar bila di luar rumah. Apalagi, anak-anak kecil belum memiliki kesadaran yang kuat soal penggunaan masker atau tidak menyentuh bagian wajah dan telinga dengan tangan yang belum dicuci. 
 
 
Baca juga:
Bayi & Balita Positif COVID-19, Apa yang Harus Disiapkan dan Dilakukan di Rumah
Beda Gejala Demam DBD dan COVID-19
Cara Melindungi Bayi dan Balita dari COVID-19 Saat Harus Keluar Rumah
Beda Pilek dan Influenza
Makanan Ini Redakan Batuk Pilek pada Anak
 
 
LTF
FOTO: FREEPIK

 


Topic

#balita #kesehatananak #covid19 #omicron

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia