Waktu Terbaik Anak Ngemil


Kata ‘snacking’ atau ngemil sering diasosiasikan dengan kebiasaan makan yang buruk, terutama oleh para orang tua yang mempunyai anak di masa pertumbuhan. Snacking menjadi momok bahwa anak lebih suka makan makanan yang tidak bergizi dan menolak makan di jam makan. Sebenarnya, hal ini adalah pemikiran yang keliru dan tertukar dengan istilah ‘grazing’, yakni makan tanpa jadwal yang jelas sepanjang hari.

Apa itu snack time?
Snack time adalah waktu makan di sela-sela makan besar, berjeda sekitar 3 jam antara makan besar dan terdapat 2-3 kali sehari. Biasanya di antara pukul 10 pagi, pukul 3-4 sore, dan sebelum tidur, jika diperlukan. Sebenarnya, jika kita perhatikan, ini adalah waktu-waktu yang memang biasanya anak merasa lapar dan cranky. Hal tersebut merupakan reaksi tubuh yang normal, karena memang dalam 2-3 jam setelah makan, lambung mulai kosong, karena makanan masuk ke saluran pencernaan dan rasa lapar akan kembali timbul. Mengingat bahwa rasa lapar tersebut adalah hal yang natural dan manusiawi, sebaiknya orang tua memahami pentingnya snack time. Untungnya, secara umum, sekolah mengakomodasi pemenuhan kebutuhan ini dengan adanya jam istirahat di antara waktu belajar. Seperti apakah snack time yang baik?

Porsi
Snacking adalah makanan kecil di sela makan besar, sehingga porsinya tentu tidak sebanyak makan pagi, makan siang maupun makan malam.

Bentuk
Bentuk snack biasanya ringkas dan padat, mudah dibawa dan cepat dikonsumsi, karena biasanya dinikmati sembari melakukan hal lain, di jalan, atau jam istirahat yang singkat. Pilihan yang baik biasanya bisa berupa potongan buah segar, keju/ susu/ yogurt, sandwich, wholegrain energy bars, segenggam kacang-kacangan, ataupun kismis. Anak tidak terlalu suka makanan sehat ini? Tenang, Ma, di sini tentu tersedia ruang fleksibilitas yang besar agar kegiatan snacking menjadi menyenangkan dan mengakomodasi keinginan anak. Camilan ringan seperti kukis, crackers, bahkan keripik bisa diberikan. Tipnya? Cari yang terbuat atau sebagian besar terdiri dari bahan-bahan diatas (wholegrain, buah, atau camilan yang di dalamnya terdapat sayur).
• Tidak digoreng. Lebih baik pilih yang dibakar atau dipanggang.
• Kalaupun digoreng, pilih yang bernutrisi seperti rumput laut.
• Snack juga bisa berupa cairan, jadi kalau anak tidak mau makanan, bisa disajikan jus buah segar, susu, ataupun es krim (kalau bisa homemade).

Nutrisi
Pilihan snack yang baik terdiri dari karbohidrat dan protein, dan serat jika memungkinkan untuk ditambahkan, sehingga menimbulkan efek low glycaemic load. Makanan dengan glycaemic load yang rendah diserap lebih stabil, sehingga rasa kenyang dan gula darah pun lebih stabil, mengurangi risiko kantuk maupun moody sehabis makan. Ingat, ya, Ma, yang kita cari adalah karbohidrat sehat bukan gula tambahan. Terlalu banyak gula tambahan justru akan menimbulkan efek hiperaktif pada anak. Sementara, jika terlalu banyak lemak tambahan, anak akan merasa sluggish, karena proses mencerna makanan yang terlalu lama di lambung menyita banyak energy, padahal tujuan dari snacking adalah untuk menyuplai extra power di antara jam makan. Camilan yang banyak dikonsumsi juga biasanya tinggi akan sodium alias asin. Makanan yang tinggi sodium sebaiknya dihindari karena bisa menyebabkan hipertensi dan kehausan.

Waktu
Waktu yang tepat untuk snacking adalah 3-4 jam setelah makan besar, terutama setelah sarapan dan makan siang.

Teratur
Harus diingat bahwa snacking time harus menjadi bagian dari pola makan yang sehat.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia