Tidak Memuji Anak Secara Berlebihan

Perlu diketahui bahwa terlalu sering memberikan pujian terhadap anak mampu menjadi bumerang bagi Mama loh. Pujian diartikan oleh anak sebagai adalah tanda ia diterima, dicintai, dan pada akhirnya ia akan selalu berusaha untuk mendapat pujian lagi. Anak dapat merasa kecewa jika suatu ketika mengetahui bahwa ia tak sehebat yang ia kira. Ini bisa terjadi jika anak sering menuai pujian untuk hal-hal yang sebenarnya biasa saja dan normal dikuasai anak seusianya.

Menurut psikolog Vera Itabiliana, perasaan kompeten itu muncul dari dalam diri anak, bukan dari pujian. “Orangtua tak perlu memuji jika anak melakukan sesuatu yang memang sudah menjadi tanggung jawabnya atau normal dilakukan anak seusianya. Kapan sebaiknya memuji? Ketika anak terlihat menonjol dalam melakukan sesuatu dibanding anak-anak seusianya.”

Hindari juga pujian yang memberi label, bahkan label positif sekalipun, seperti “Kakak anak Mama yang pintar. Adik anak Mama yang cantik.” Hal tersebut bisa berdampak kurang baik bagi anak. Kenapa? Karena anak akan selalu berusaha hidup sesuai label tersebut untuk membuat orangtuanya senang, mencintai, dan me-nerimanya. Pada akhirnya, label tersebut bisa menjadi tekanan bagi si kecil ketika ia merasa tidak sesuai dengan label yang dilekatkan pada dirinya.

Daripada memberi pujian yang cenderung melabeli, coba berikan pujian situasional, misal: “Wah, ulangan IPA Kakak dapat nilai bagus! Kalau Kakak rajin belajar, pasti sering dapat nilai bagus seperti ini!” atau “Sekarang Adik sudah bisa pilih baju sendiri ya. Adik manis sekali, deh, memakai rok merah itu”.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia