Anak Masukkan Benda ke Mulut? Hindari Selalu Melarangnya!


Fase oral perkembangan anak sering ditandai dengan perilaku anak kerap memasukkan benda ke dalam mulut. Sebaiknya Mama dan Papa tidak serta merta melarang anak melakukannya. Ada alasannya, lho!
Fase oral ini memiliki peran penting, yaitu membantu perkembangan keterampilan anak di masa mendatang. Nah, supaya orang tua tak terus menerus gemas dan melarang yang justru menghambat perkembangan anak, cari tahu seputar fase oral bayi usia 0 - 18 bulan juga pada anak balita.

Apa Itu Fase Oral?
Berdasarkan perkembangan anak, fase oral adalah tahap perkembangan area oromotor (otot daerah mulut dan pencernaan) yang berpengaruh pada perkembangan lainnya seperti berbicara dan makan. Pada fase ini bayi memusatkan stimulus pada daerah mulut dan bibir. Ia akan berusaha memasukkan semua benda yang dipegangnya ke dalam mulut karena menganggap mulut adalah tempat pemuasan kebutuhannya (oral gratification).
Dalam dunia psikologi, fase oral merupakan tahap pertama perkembangan psikoseksual yang pasti dilalui setiap orang. Sejak dalam kandungan sebenarnya anak sudah mulai fase oral ini, yaitu dengan memasukkan jempolnya ke dalam mulut (tak heran banyak janin terekam sedang mengisap jempol saat USG 4 dimensi!). Namun, umumnya, fase oral dimulai sejak anak lahir hingga usia sekitar 18 bulan. Pada beberapa kasus, fase oral berlanjut hingga usia balita, misalnya dengan mengisap jempol atau thumb sucking hingga usia 5 tahun.


Pentingnya Fase Oral
Lalu, apakah semua bayi pasti akan mengalami fase oral? Betul, Ma. Fase ini merupakan dasar perkembangan dalam hidup anak. Fase oral memengaruhi kematangan otot di daerah rongga mulut. Jika otot telah terbentuk matang, anak akan terbantu dalam mengembangkan kemampuan makan dan berbicara. Pada anak yang sering dilarang atau dimarahi orang tuanya ketika memasukkan jari maupun mainan ke dalam mulut, fase oralnya menjadi tidak maksimal. Artinya, hal ini dapat mengakibatkan keterlambatan perkembangan dan kematangan daerah rongga mulut sehingga mengganggu kemampuan berbicara dan makan. Contohnya, ada anak usia 2 tahun yang belum mampu mengunyah nasi sehingga harus terus makan bubur.
Dari sisi psikoseksual, anak yang banyak dilarang saat fase oral akan merasa cemas dan tegang.  Ini yang kemudian memicu hal-hal negatif berupa kebiasaan buruk. 



Tisu Basah Aman untuk Bayi
Sudah saatnya orang tua bersikap lebih kooperatif dengan fase oral bayi dan balita. Salah satu yang bisa diupayakan dengan fase oral perkembangan anak adalah memastikan kebersihan dan kenyamanan bayi saat sedang bereksplorasi dengan mulutnya.
PUREBB hand and mouth baby wipes adalah tisu basah bayi non alkohol yang aman dengan food grade formula dan sudah teruji klinis 99.9% membunuh kuman. Selain itu, tisu basah bayi ini juga tidak disertai parfum dan paraben sehingga aman bila digunakan mengelap tangan dan mulut bayi yang tengah berlepotan air liur maupun makanan, tanpa khawatir ada residu berbahaya yang masuk ke mulut bayi.
Kami merekomendasikan para Mama untuk selalu menyediakan PUREBB Hand and Mouth Baby Wipes di rumah maupun di dalam tas. Bahan tisunya yang lembut, tebal, dan dengan tingkat kebasahan yang pas, cocok untuk membersihkan tangan dan mulut bayi juga teether si kecil. 

PUREBB Hand and Mouth Baby Wipes ada 2 varian, yakni varian aloevera - dengan ekstrak lidah buaya sebagai antibakterial alami sekaligus moisturizer, dan memiliki aroma dasar seperti lidah buaya - juga varian orange dengan ekstrak jeruk sebagai antibakterial alami dan chamomile sebagai moisturizernya dengan aroma yang segar seperti jeruk.
Bagi Mama yang sedang menyusui, PUREBB Hand and Mouth Baby Wipes juga bisa digunakan untuk membersihkan payudara sebelum Mama menyusui secara langsung maupun saat pumping.


Akibat Kurang Stimulasi Oral
Dalam teori psikoanalisis, kecemasan dan ketegangan anak akibat kurang stimulasi oral dapat berlanjut hingga dewasa. Anak akan tumbuh menjadi pribadi yang tidak matang dan selalu haus akan stimulasi oral. Seperti ada sesuatu yang hilang dan perlu digantikan dengan perilaku tertentu.
Gangguan perkembangan fase oral ini kemudian memicu beberapa gangguan perilaku akibat stimulasi oral yang kurang - akibat orang tua overprotektif – juga kelebihan stimulasi oral seperti makan berlebih.
Orang yang saat kecilnya mengalami gangguan fase oral,  cenderung suka mengonsumsi minuman dan berpotensi menjadi pencandu minuman beralkohol. Beberapa teori juga mengaitkan antara gangguan fase oral saat kecil dengan perilaku mencandu rokok, makan berlebih, pica - konsumsi benda yang bukan makanan karena kebiasaan atau gangguan perilaku umumnya pada anak-anak -  hingga kebiasaan menggigiti kuku.   

 

 





Video

Lindungi Anak dari Kejahatan Pedofilia


Polling

Anak Masukkan Benda ke Mulut? Hindari Selalu Melarangnya!

Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia