Berkenalan dengan Rotavirus Gastroenteritis

Anak Anda muntah dan diare selama beberapa hari? Lemas dan mengeluh sakit? Mungkin saja ia terkena virus ini. Segera kunjungi dokter karena infeksi jenis ini cukup berbahaya bagi anak.

Jika Anda merasa tidak pernah mendengar istilah ini sebelumnya, sebaiknya baca informasi berikut ini.

Apakah Rotavirus itu?
Rotavirus adalah penyakit menular yang menyebabkan terjadinya rotavirus gastroenteritis. Penyakit ini dapat menyerang tanpa ‘aba-aba’ dan cukup berbahaya terutama pada bayi. Bahkan di Australia, penyakit ini menjadi penyebab utama bayi-bayi harus dirawat inap. Tanpa penanganan serius, bayi di bawah enam bulan bisa meninggal.

Sebenarnya penyakit ini menyerang hampir setiap anak sebelum mereka berulang tahun ke-5. Namun lebih sering terjadi pada balita lebih kecil antara 6 bulan hingga 2 tahun.

Karena penyakit ini menular, sebaiknya anak yang sedang mengalami muntah dan diare dijauhkan dari saudaranya agar tidak menyebabkan anak lain di rumah juga menjadi sakit. Anak yang sudah bersekolah atau bersosialisasi di pusat aktivitas anak akan lebih mudah terkena karena tertular teman mereka.

Apakah gejalanya?
Biasanya, infeksi yang disebabkan rotavirus gastroenteritis menyebabkan demam, muntah-muntah, sakit perut dan diare encer yang berkepanjangan. Pada kasus yang berat, seorang anak dapat mengalami hingga 20 episode muntah dan diare di hari yang sama. Keadaan ini dapat berlangsung antara 3-9 hari.

Pada tubuh yang kecil, muntah dan diare menyebabkan tubuh kekurangan cairan sangat cepat dan membahayakan balita akibat dehidrasi parah. Pertanda dehidrasi antara lain badan lemah, susah bernafas, sulit minum, tangan dan kaki menjadi dingin dan menangis tanpa air mata.

Bagaimana mencegahnya?   
Saat ini sudah tersedia imunisasi oral untuk mencegah Rotavirus. Imunisasi ini diberikan 3 kali saat bayi berusia 2, 4 dan 6 bulan. Seorang bayi harus mendapatkan imunisasi lengkap (3 dosis) jika ingin terlindungi maksimal dari Rotavirus. Jadwal pemberiannya pun sangat ketat. Untuk dosis pertama harus diberikan saat anak berusia 2 bulan atau tidak lebih dari 12 minggu. Setelah usia ini, imunisasi ini tidak lagi efektif. (Penulis: Fina Khairaty/Foto: dok Feminagroup)


 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia