Kapan Makanan Bayi Boleh Pakai Gula & Garam?

Tahukah Ma, ternyata anak bisa hidup normal tanpa garam dan gula tambahan (sebab makanan sudah mengandung garam dan gula). Demikian seperti diungkapan dr. Purnamawati S. Pujiarto, Sp.AK,MMPed.

Apalagi, berbagai penelitian membuktikan, asupan garam terkait dengan risiko tinggi terkena hipertensi, kegemukan, dan penyakit jantung di usia lebih muda.

Bagaimana dengan gula? Gula juga terkait risiko mengalami diabetes dan kegemukan. Jadi, menu makanan yang sehat (seimbang) adalah menu dengan sesedikit mungkin garam dan gula. Hal ini berlaku untuk semua umur, bukan anak saja.

Makanan bayi di atas usia enam bulan dijuluki sebagai MP-ASI (Makanan Pendamping – Air Susu Ibu). Tentu saja, dengan catatan ASI tetap dominan sampai anak berusia satu tahun. Coba Anda buat sendiri MP-ASI bayi (tanpa garam dan gula).

Sementara itu, makanan bayi instan hanya diberikan ketika benar-benar 'kepepet', seperti saat Anda bepergian agak jauh. Sehari-harinya? Buatlah makanan dengan menggunakan berbagai bumbu alamiah, seperti bawang, salam, jahe, dll. (Pasti harum dan sedap, meski tak usah ditambah garam)

Di atas usia satu tahun, boleh saja Anda memberi garam dan gula, asal porsinya sedikit sekali. Setelah itu, jangan lupa bimbing anak untuk membersihkan giginya.

Yang pasti, kebiasaan makan sehat merupakan modal dasar untuk terbentuknya pola makan sehat di kemudian hari. Beritahu anak bahwa makanan yang sehat seimbang adalah makanan yang warna warni. Misalnya, warna merah tomat dan beras merah; warna kuning wortel, hijau sayur mayur; dan seterusnya.

Semakin warna warni piring anak, semakin sehat dan seimbang asupan nutrisi bagi tubuhnya. Makanya, jangan biasakan mencampur aduk semua makanan menjadi satu dan di-blender menjadi MP-ASI. Anak tak akan belajar mengenal nikmatnya setiap jenis makanan dan berpotensi membuatnya susah mengonsumsi sayur.

Baca juga: Kenali Jenis Gula yang Aman Untuk Anak

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia