Kenapa Menangis, Sayang?

Bila anak mudah menangis

Meski sudah kelas satu SD, Eka (7) masih sering menangis. Ibunya, Rani, kerap heran karena hal-hal sepele pun bisa membuat Eka berlinang air mata. Tak menemukan buku pelajaran  yang dicari, sedikit bertengkar dengan adik, atau menonton adegan sedih di sinetron hanya sebagian dari hal-hal yang memicu air mata Eka.

Anak-anak memang sering menangis. Sebelum mencapai usia 12 tahun, pola menangis anak laki-laki dan perempuan kurang lebih sama. Sesudah itu, anak perempuan umumnya menangis lebih sering. Hal itu dipercaya terjadi karena pengaruh hormon kedewasaan selain juga karena pengaruh lingkungan sosial. Tapi, boleh-boleh saja, kok, anak laki-laki atau bahkan pria dewasa menangis.

Ketika masih kecil, anak lebih sering menangis karena itulah cara dia berkomunikasi. Setelah makin pintar bicara, tentu seharusnya dia makin jarang menangis. Tapi, kalau dia masih tetap suka menangis setelah makin besar, hati-hatilah. Siapa tahu itu justru terjadi karena sikap Anda, yang secara tak sengaja membuat ia jadi ’cengeng’. Bereaksi berlebihan ketika dia luka, misalnya, akan membuat dia justru menangis makin keras.

Selain itu, mungkin saja anak Anda memang tergolong anak yang sensitif. Sama seperti sifat pemalu, atau pemberani, sifat sensitif seringkali merupakan bawaan sejak lahir. Jadi, apapun alasan anak Anda, menangis tak selalu jelek, kok. Menurut penelitian, tangisan membantu seorang anak menurunkan zat-zat kimia yang diproduksi otak ketika stres. Tak heran kalau penelitian juga membuktikan bahwa orang-orang yang menangis lebih sehat secara fisik maupun emosi dibanding orang yang tidak menangis.

Nah, untuk membantu mengurangi tangis anak Anda:

  • Cobalah lebih peka terhadap sifatnya yang sensitif. Jangan merespon dengan menertawakan, karena akan membuatnya merasa berbeda dari anak lain. Cobalah memahami dan menanggapinya dengan empati.
  • Kembangkan rasa percaya dirinya. Rasa percaya diri yang rendah bisa memicu sensitivitas yang lebih besar dan membuat dia lebih sering menangis. Pastikan Anda tak menuntut terlalu banyak dari dia, atau meminta sesuatu dari dia yang melebihi kemampuannya.
  • Bersikaplah wajar bila ia menangis. Tak perlu memberi perhatian berlebih, tapi juga jangan memarahinya. Sebaiknya, alihkan perhatiannya ke hal-hal lain agar air matanya mengering.
  • Berhati-hatilah bila bicara dengannya. Bila Anda harus menegur, lakukan dengan bijak. Hindari kata-kata pedas yang bisa menyakiti hatinya. Ada baiknya melontarkan kritikan padanya setelah mendahuluinya dengan pujian.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia