Masalah Saat Bayi Lahir Besar

Seperti halnya bayi lahir kecil, bayi yang lahir besar pun memiliki masalah tersendiri.
Misalnya, pada saat lahir, bisa terjadi gangguan dalam proses persalinan. Kadang bahunya lebih besar dibandingkan lingkar kepala. Akibatnya? Terjadi distosia bahu alias bahunya nyangkut atau sulit mengeluarkan bahu. Bahkan, yang ekstrem, kadang bisa menyebabkan fraktur klavikula atau patah tulang.

Bayi besar memiliki risiko mengalami kekurangan gula darah (hipoglikemia) setelah lahir. Itu sebabnya mengapa harus segera dilakukan pemeriksaan kadar gula darah dan tindakan yang diperlukan. Bila kekurangan kadar gula darah berkepanjangan, hal ini akan menimbulkan masalah pada si kecil, yakni lemas, sesak, dingin, atau bahkan kejang.

Selain itu, bayi besar sering kali harus dilahirkan kurang bulan. Misalnya, kalau  lahir dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu, ia bisa mengalami gangguan pernapasan. Meski tampak besar, tetapi karena belum cukup bulan, paru- parunya belum berkembang secara sempurna alias ‘belum matang’.

Jadi, ia tidak siap pada saat lahir. Bisa juga, bayi kadang dianggap besar akibat terjadi kesalahan dalam menghitung usia kehamilan, terutama pada ibu-ibu hamil yang tidak teratur memeriksakan kehamilannya. Jadi, perlu dilakukan penghitungan ulang. Yang pasti, dalam masa pertumbuhan selanjutnya, bayi besar ini juga akan berisiko mengalami obesitas di kemudian hari.

Sebaiknya, segera ke dokter bila si kecil mengalami gangguan pernapasan (seperti sesak), bayi lemas cenderung tidur terus, atau bahkan bila ada kejang.

Sebenarnya, adakah cara untuk mencegah bayi lahir besar?
Melalui pemeriksaan kehamilan yang baik, bisa terdeteksi lebih cepat adanya risiko  memiliki bayi besar nantinya. Selain itu, Anda harus selalu mengonsumsi berbagai makanan yang sehat plus melakukan senam hamil secara teratur.

Tip Khusus

-    Lakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur. Sampaikan pada dokter bila ada
     riwayat kelahiran bayi besar dalam keluarga.
-    Ikuti petunjuk dokter dan tenaga kesehatan agar kehamilan bayi besar bisa dicegah.
-    Pada saat proses persalinan yang berisiko, sebaiknya Anda pergi ke fasilitas kesehatan yang memiliki sarana yang memadai untuk persalinan bayi besar dan perawatan selanjutnya. Tidak jarang, bayi tersebut membutuhkan perawatan khusus di center khusus, seperti Neonatal Intensive Care Unit (NICU)

Photo: Foto Search

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia