Membersihkan Kelamin Bayi

Ini kali pertama Anda melihat bayi yang baru lahir, begitu juga dengan alat kelaminnya? “Jika Anda melihat ada beberapa cairan atau pembengkakan ekstra pada alat kelamin bayi perempuan atau laki-laki, jangan khawatir," jelas Laura Jana, M.D. seperti dikutip dari Parents.com, seorang dokter anak yang berbasis di Omaha, Amerika Serikat serta penulis Heading Home with Your Newborn: From Birth to Reality 2nd Edition.
 
Selama Anda berada di rumah sakit, tanyakan hal-hal yang ingin Anda ketahui kepada dokter anak mengenai cara merawat dan membersihkan kelamin bayi Anda. Pastikan semua pertanyaan Anda terjawab dengan baik hingga Anda benar-benar mengerti. Karena, selain bentuknya yang benar-benar berbeda, cara merawat dan membersihkan alat kelamin bayi laki-laki dan perempuan pun berbeda, loh. Berikut ini penjelasannya:

BAYI LAKI-LAKI
Dan Brennan, MD, dokter anak asal Amerika  Serikat seperti dilansir dari WebMD.com mengatakan, merawat dan membersihkan alat kelamin bayi laki-laki sebenarnya lebih mudah dibandingkan bayi  perempuan. Mungkin karena ‘letaknya’ di luar, ya. Berikut ini yang perlu Anda ketahui.

Jika Disunat
Berarti kulit yang kendur menutupi bagian kepala penisnya telah dilepas dan ujungnya terbuka. Setelah prosedur sunat selesai, biasanya penis akan diolesi petroleum jelly dan dibungkus dengan kain kasa. Biarkan kasa terlepas alami (biasanya sampai beberapa kali ganti popok). Begitu penis sudah mulai pulih, hentikan penggunaan kasa. Cukup olesi petroleum jelly pada ujung penis untuk menghindari gesekan atau penis lengket di popok.
 
Untuk  membersihkan kotoran pada penis dan skrotum bayi, gunakan sabun bayi, kapas bola, dan air hangat. Lalu keringkan dengan menepuk-nepuknya menggunakan handuk lembut. Jika Anda melihat di bagian luka berwarna merah dan ada cairan kental putih atau kerak kuning, itu normal. Jangan dikorek agar luka tidak semakin melebar.
 
Periksa ke dokter jika…
Kalau Anda melakukan prosedur di atas dengan benar, biasanya tidak akan ada masalah berarti. Hanya, tetap usahakan area penis tetap bersih dan kering agar bayi tetap merasa sehat dan nyaman. Jika terjadi masalah serius seperti di bawah ini, segera periksakan ke dokter.
  • Bayi tidak buang air kecil selama 6-8 jam setelah khitan.
  • Perdarahan tidak berhenti.
  • Kemerahan semakin parah setelah beberapa hari.
  • Penis bengkak.
Jika Tidak Disunat
Jika bayi tidak disunat, Anda tidak perlu melakukan pembersihan khusus. Cukup bersihkan area penis dan bagian luar kulup (foreskin) atau kulit khatan saat mengganti popok dengan air hangat atau gunakan sabun khusus bayi  (mengandung pelembab) saat mandi.

Jangan pernah mencoba melepas/menarik kulup. Di usia ini, kulit khatan menyatu dengan kepala penis. Dan jika menemukan cairan berwarna putih susu (disebut smegma) di area bawah kulup, jangan membersihkannya berlebihan karena bisa menyebabkan rasa sakit atau pendarahan. Cairan itu normal, dan berasal dari sel kulit mati dan sekresi alami.
 
Minta dokter menjelaskan kapan kulit itu akan ‘berpisah’ (biasanya baru akan terjadi di rentang usia anak 3-5 tahun, bahkan ada yang sampai pubertas). Pada waktu itu, kulit khatan akan mudah bergerak maju mundur, dan Anda bisa mengajari anak untuk mencuci area di bawahnya secara teratur.
 
BAYI PEREMPUAN
Area labia vagina bayi biasanya berkeringat, kemerahan, dan terdapat cairan yang berkumpul di dalamnya. Untuk merawat dan membersihkanya, Anda perlu sabar dan lakukan cara di bawah ini:
  • Gunakan bola kapas yang dibasahi air hangat untuk membersihkan bagian labia.
  • Mulailah dari depan dan bersihkan ke belakang. Lalu keringkan dengan handuk lembut.
  • Jangan menggosok terlalu kencang.
  • Ganti popok sesering mungkin.
  • Jangan mengolesi atau menyemprotkan deodorant atau pewangi apapun ke vagina bayi karena bisa mengganggu keseimbangan kimiawi alami dari vagina dan meningkatkan risiko infeksi.
  • Hindari menggunakan bedak, termasuk di sekitar alat kelamin bayi. Bedak, terutama yang berbentuk bubuk (talcum) memiliki partikel halus yang bisa dihirup bayi Anda.
Periksa ke dokter jika…
  • Ada beberapa kasus dua bibir labia menyatu (adhesi) sehingga tampak seperti menutupi area vagina/uretra. Ini disebabkan oleh iritasi labial. Jangan mencoba menarik kedua labia, sebaiknya diskusikan dengan dokter anak seberapa penting hal itu dan apa yang perlu Anda lakukan untuk menanganinya.
  • Jika Anda melihat cairan seperti putih telur, itu normal, tidak perlu dibersihkan. Jika Anda tidak yakin, periksakan ke dokter anak. (DEN)

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia