Penyebab Napas Bayi Berbunyi

Napas berbunyi sangat umum dialami bayi, menurut Dr. Stanley J. Szefler, dokter anak dan kepala farmakologi klinis pediatrik di National Jewish Health, Denver, Amerika.

Konon, di Amerika, satu dari tiga bayi mengalami napas berbunyi (mengi) selama beberapa waktu. Tapi, jangan khawatir, Ma. Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Pediatric Allergy and Immunology telah mengidentifikasi faktor risiko mengi pada bayi. Artinya, ada cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegahnya.

Secara alami, napas bayi cenderung berbunyi karena saluran pernapasannya lebih kecil. Meski mengi adalah gejala asma klasik, jangan dulu menganggap bayi Anda menderita asma begitu mendengar bunyi-bunyian pada napasnya. Ada banyak hal yang bisa menyebabkan napas anak berbunyi dan tersengal.

Paru-paru bayi sangat sensitif. Makanan atau apapun yang asing dan terhirup oleh paru-paru bisa saja menyebabkan napasnya tersengal. Terlebih jika bayi lahir prematur, di mana saluran pernapasannya belum terbentuk sempurna. Selain itu, terlalu banyak menangis atau tertawa, perubahan cuaca, asap rokok, dan alergi pada bulu binatang, serbuk dan debu, juga bisa memicu sesak napas dan mengi.  

Namun, menurut Szefler, meski mengi tidak selalu berarti gejala asma, bayi yang mengalami mengi sering kali berada pada risiko tinggi untuk berlanjut menjadi asma. "Sekitar 50%-nya akan menderita asma ketika besar," katanya.

Baca juga: Ciri-ciri Anak Asma


 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia